TEMPO.CO, Bima - Antrean kendaraan untuk mendapatkan bensin terjadi di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pompa bensin yang ada di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kelangkaan bensin itu terjadi sejak Kamis, 27 September 2012, kemarin. Sampai tadi, sekitar pukul 11.00 Wita, Jumat, 28 September 2012, antrean panjang terjadi Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu.
Rata-rata di setiap SPBU antrean pengendara motor dan mobil mencapai sekitar 200 meter. Mereka harus antre satu sampai dua jam untuk bisa mendapatkan giliran mengisi bensin di SPBU.
Bahkan, khusus di Kabupaten Bima semua pompa bensin telah memasang plang dengan tulisan Premium habis. Ratusan kendaraan pun terlihat rapi berbaris di pompa bensin dengan harapan pasokan bensin segera masuk.
Di enam SPBU di wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima, rata-rata stok bensin Premium maupun Pertamax habis hanya dalam hitungan satu hingga tiga jam. "Padahal, biasanya, stok 16 kiloliter atau 16 ton baru habis sekitar 20 jam," kata Ahmad Yani, seorang petugas SPBU di Panda, Kabupaten Bima.
Bahkan, di SPPU besar seperti SPBU Jalan Soekarno Hatta Kota Bima, stok bensin Premium sebanyak 20 kiloliter habis hanya dalam waktu tiga jam. Padahal, setiap SPBU sudah memberikan batasan pembelian Premium kepada pengendara sepeda motor, mobil, maupun angkutan umum. Sejak Kamis malam kemarin, untuk pengendara motor, maksimal pembelian sebanyak 15 ribu dan untuk pengendara mobil pembelian paling banyak dibatasi hingga Rp 75 ribu. Sedangkan untuk mobil angkutan kota, pembelian dibatasi maksimal Rp 100 ribu. Namun tetap saja, pembeli masih terus mengantre.
Masyarakat juga mengeluhkan karena bensin tidak bisa didapatkan di kios-kios atau pedagang eceran. "Kalaupun nemu di kios, harganya sudah mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu," kata Ali, warga Desa Karumbu, kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) wilayah Bima, Jakaria, mengatakan kelangkaan Premium itu lebih banyak disebabkan kebijakan Pertamina yang tidak jelas. "Pertamina tidak bekerja efektif," katanya.
Di lain pihak, Sales Area Manajer Pertamina bidang Premium dan Pertamax Wilayah Bima, Kahar, mengatakan Pertamina telah menyalurkan bahan bakar sesuai permintaan. "Permintaan masyarakat di Bima naik drastis," katanya.
AKHYAR M NUR
Berita Lainnya:
Minyak Kembali Sentuh US$ 92 per Barel
Inggris Pergi, Sejumlah Sekolah Afganistan Tutup
Dua Tim Amankan Java Soulnation 2012
Pesta Narkoba di Kampung Ambon, 57 Orang Diringkus
Sebelum KPK, BPK Diminta Audit DPR