TEMPO.CO, Jakarta - Melukis di tubuh manusia alias body painting kembali dipertontonkan dalam Sanur Village Festival (SVF), Jumat sore, 28 September 2012. Unik dan jarangnya atraksi ini dilakukan membuatnya jadi magnet acara yang digelar di Maisonettee Area Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, itu.
Pada hari ketiga perhelatan SVF, panggung utama area SVF menjadi magnet. Langkah kaki pengunjung langsung tertuju ke tempat itu. Di tempat itulah tujuh gadis cantik beserta 7 pelukisnya beraksi. Sesuai dengan namanya, media lukisan ini adalah tubuh. Pelukis bisa dengan bebas menggoreskan kuasnya di tubuh sang model.
Sang model tentu tidak bugil. Mereka mengenakan kemben dengan bawahan celana ketat pendek atau rok yang sangat mini. Di tengah cuaca dingin karena guyuran hujan, para model ini tetap berdiri anggun layaknya di atas catwalk.
Koordinator Seni Rupa Public SVF, Dolar Astawa, mengaku sudah menduga reaksi pengunjung. "Saya yakin pasti banyak yang nonton," ujar Dolar.
Antusiasme pengunjung dari tahun ke tahun dalam SVF tidak pernah luntur. "Setiap kali diadakan, pasti banyak yang nonton," kata Dolar.
Melukis dengan media tubuh ini tidaklah mudah. Dolar menyatakan tingkat kesulitannya berbeda dengan melukis di atas kertas atau kanvas. "Perlu konsentrasi tinggi dan kreativitas dari pelukisnya," kata dia.
Beberapa pelukis yang beraksi kali ini adalah Made Bayak, Apel Hendrawan, Landung, serta kartunis kawakan Bali Jango Paramatha.
Antusiasme pengunjung turut didukung oleh semangat para model. "Senang bisa menjadi salah satu peserta," kata Sukma, salah satu peserta.
Seluruh peserta body painting merupakan model asal Bali. Dalam 30 menit, sekujur tubuh mereka telah dipenuhi warna-warni goresan sang pelukis.
Sesuai dengan tema SVF, body painting kali ini mengambil tema Selampah Laku yang berarti perjalanan hidup. Beberapa hasil lukisan pada tubuh sang model di antaranya pohon-pohonan, naga, dan langit.
KETUT EFRATA