Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Membedah' Lagu Lihat Kebunku dan Kebhinekaan  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Sejumlah anak memainkan alat musik tradisional dari bambu sebagai simbolis datangnya musim panen raya pada Festival Kande Api, Rantepao, Toraja Utara, (07/08). Festival Kande api merupakan acara Panen raya yang di gelar setelah panen dengan berbagai penampilan budaya. TEMPO/Iqbal Lubis
Sejumlah anak memainkan alat musik tradisional dari bambu sebagai simbolis datangnya musim panen raya pada Festival Kande Api, Rantepao, Toraja Utara, (07/08). Festival Kande api merupakan acara Panen raya yang di gelar setelah panen dengan berbagai penampilan budaya. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta - Apakah Anda masih ingat dengan lagu 'Kebunku' yang biasa dinyanyikan siswa taman kanak-kanak. Syairnya berbunyi, 'Lihat kebunku, penuh dengan bunga. Ada yang putih dan ada yang merah. Setiap hari kusiram semua. Mawar melati, semuanya indah.'

Kali ini, lagu tersebut dilantunkan orang dewasa secara serempak dalam Sarasehan Budaya Keagamaan Hindu di acara Festival Seni dan Budaya Keagamaan Hindu II di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Jumat, 28 September 2012.

I Gusti Putu Surya Dharma, pemandu acara tersebut mengatakan lagu ini sengaja dinyanyikan kembali untuk membangkitkan semangat keragaman. "Sejak kecil kita diajari menghargai perbedaan di Indonesia, tentu mudah mengembalikan semangat ini ketika kita dewasa untuk menghindari penyeragaman," ujar dia seusai semua peserta sontak mengikuti aba-abanya menyanyikan lagu berjudul 'Kebunku'.

Dia melanjutkan, pelajaran lagu anak-anak ini tak berhenti di sana. "Jangan lupa, masih ada lanjutanya, setiap hari kusiram semua, mawar melati semuanya indah," dia melanjutkan. Menurut Surya, lirik penggal terakhir lagu itu mengajarkan, keragaman tak hanya dihormati dan dihargai melainkan harus pula dipelihara.

Profesor Edi Setyowati, mantan Direktur Jenderal Kebudayaan periode 1990-an, yang menjadi pembicara di forum itu menilai era globalisasi mengancam keberagaman. Efeknya, kata dia tak hanya mendorong tensi penguatan keinginan masyarakat pada keseragaman budaya atau agama. "Di internal agama juga kuat tendensi itu," ujar dia.

Setyowati menilai ini menjadi efek umum yang meluas secara global dan berlaku di semua agama agama termasuk Hindu. Dia mengungkapkan salah satu hasil pengamatannya di Festival Seni dan Budaya Keagamaan Hindu ialah masih kuatnya dominasi kultur Hindu Bali. "Pementasan yang agak berbeda hanya dari kontingen Kalimantan Tengah yang kuat unsur lokalnya," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Setyowati kebhinnekaan sebenarnya mudah ditemui jika menelusuri sejarah perkembangan seni keagamaan Hindu. Dia mencontohkan produk seni arca bertema kedewataan Hindu maupun Buddha menampilkan hasil berbeda-beda mulai dari kawasan Bengal, Cholamandala, Kamboja, Vietnam, Sumatera dan Jawa.

Karena itu, arkeolog senior itu menyarankan kalangan peneliti keagamaan dari ummat Hindu mulai memperbanyak riset efek globalisasi film Hindia dalam mendorong gejala penyeragaman dalam kultur Hindu. "Film Bollywood berpotensi menunggalkan cara nyanyian pemujaan dan penggambaran lukisan dewa," ujarnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terpopuler lainnya:
Bekas Bos BNN Singapura Paksa Wanita Ini Oral Seks
Begini Modus Pencurian Bagasi Pesawat

Hantu Tahanan Perang Dunia II Muncul di Borneo? 

Empat Pelindung FR Terancam Pidana 

Salah Kirim SMS Mesum Berujung Penjara 

Irjen Djoko Susilo Tolak Panggilan KPK

Pesan Garin Nugroho untuk ''Mas Jokowi''  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

25 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.