TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Supaat mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat AS 202 Bravo yang menyebabkan dua penerbangnya tewas, di Bandung, kemarin. "Kami masih menunggu penyelidikan kasus jatuhnya pesawat tersebut oleh tim khusus TNI Angkatan Udara dan Federasi Aero Sport Indonesia," katanya setelah melayat ke rumah duka mendiang Norman Lubis, salah satu korban pesawat nahas tersebut, di Jalan Flores 4, Kota Bandung, Ahad, 30 September 2012.
Menurut Supaat, langkah-langkah pengecekan yang dilakukan untuk setiap pesawat peserta Bandung Air Show sebelum terbang, termasuk Bravo yang jatuh, sudah dilakukan dengan detail. "Tapi mungkin di atas ada sesuatu (yang menyebabkan pesawat Bravo jatuh). Saya belum tahu penyebab pastinya," katanya.
Pagi ini, Supaat dan jajaran melayat almarhum Marsekal Madya Purnawirawan Dr Norman Tagor Lubis, salah satu korban tewas pesawat 202 Bravo yang kemarin jatuh, ke rumah duka. Imam dan jajaran yang memasuki rumah duka sekitar pukul 08.40 hanya melayat sekitar 15 menit.
"Saya ke sini hanya untuk melayat sebagai Ketua Umum FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) karena almarhum (Norman) anggota FASI dan mantan anggota Angkatan Udara," ujarnya. Menurut dia, almarhum sosok yang luar biasa. "Di usianya yang sudah cukup lanjut, tapi masih hobi terbang."
Pesawat AS 202 Bravo yang dtumpangi Norman dan Letnan Kolonel Tony Hartono, seorang instruktur penerbang sebuah akademi pilot, kemarin, jatuh saat mencoba melakukan manuver untuk menghibur para pengunjung Bandung Air Show di Landasan Udara Husein Sasteranegara.
Pesawat jatuh menimpa bangunan kantor Persatuan Istri Angkatan Udara di kompleks gedung perkantoran Dinas Litbang TNI AU, Jalan Pajajaran, Bandung.
ERICK P. HARDI