TEMPO.CO, Kabul - Dua tentara Amerika Serikat yang tewas akibat dihajar timah panas tentara Afganistan menggenapkan jumlah prajurit yang gugur menjadi 2.000 orang. Penembakan ini merupakan bagian "serangan dari dalam" -- serangan yang dilakukan oknum tentara atau polisi Afganistan -- yang kini menjadi tren di negeri itu. Selain membunuh tentara AS, pelaku juga menembak dua rekannya.
Rangkaian serangan dari dalam merupakan salah satu ancaman terbesar bagi misi NATO di Afghanistan. Serangan ini membahayakan kemitraan untuk melatih pasukan keamanan Afganistan dan penarikan pasukan internasional.
Penembakan hari Sabtu terjadi di sebuah pos pemeriksaan militer Afganistan di luar basis markas gabungan AS-Afghanistan di provinsi Wardak, kata Shahidullah Shahid, juru bicara pemerintah provinsi.
"Laporan awal menunjukkan bahwa kesalahpahaman terjadi antara tentara tentara Afghanistan dan tentara Amerika," kata Shahid. Dia mengatakan penyidik telah dikirim ke lokasi penembakan. Tidak jelas apakah penyerang tewas atau tidak.
Serangan itu terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat di distrik Sayd Abad sayd, kata juru bicara Departemen Pertahanan Afganistan, Jenderal Zahir Azimi.
Serangan oleh tentara atau polisi Afganistan meningkat dalam beberapa bulan ini. Sedikitnya 50 tentara asing tewas akibat serangan ini sepanjang tahun 2012. Jumlah yang sama polisi Afghanistan dan tentara juga tewas dalam serangan-serangan itu, menimbulkan kecurigaan ada penyusup yang masuk dalam barisan mereka.
GUARDIAN | TRIP B