TEMPO.CO, Jakarta -Kalau teman lama Citra Kirana bertemu tak sengaja, mungkin mereka akan kaget. Pasalnya, sang teman yang satu ini telah berubah. Bukan berubah menjadi sombong karena dia makin ngetop sebagai selebritas. Tetapi penampilannya. Kalau dulu, ia lebih kerap mengenakan busana kasual dengan celana atau rok pendek, kini ia akan lebih sring dijumpai dalam balutan celana, rok atau gaun panjang.
“Menyesuaikan peran Rumana ketika berada di luar,” aku pemeran Rumana dalam sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” ini saat ditemui di sela pengambilan gambarnya di kawasan Cibubur, Senin lalu. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan konsekuensi di mana ia harus menjaga citra sosok Rumana, perempuan salehah, ustazah panutan masyarakat.
Dan bukan langsung berkesadaran berubah penampilan, gara-garanya, Ciki – sapaan akrab Citra Kirana, pernah diprotes beberapa penggemarnya ketika jalan-jalan di mal dengan gaya pakaian lamanya.
Kini, bahkan, gaya berpakaian Ciki, eh, Rumana, di mana ia mengenakan jilbab dan pakaian tertutup banyak ditiru masyarakat. “Ada niat untuk berjilbab. Insyaallah bisa terlaksana,” katanya.
Gadis kelahiran Bogor, 23 April 1994 ini mengaku sangat bersyukur berperan sebagai Rumana. "Aku enggak menyangka peranku di sini disukai masyarakat. Dulu, di beberapa sinetron aku terlanjur dikenal dengan peran antagonis,” ujarnya sambil tertawa.
Misalnya saja di sinetron “Safa dan Marwah”, di mana Ciki berperan sebagai Atikah dan di sinetron “Putri yang Ditukar” saat ia berperan sebagai Meisya. Keduanya mengantar Ciki sukses berperan sebagai tokoh jahat.
“Komitmenku memberikan yang terbaik,” imbuhnya.
Kini, meski sudah ngetop dan menjadi idola, tidak membuat Ciki menjadi besar kepala. “Aku masih banyak belajar,” kata perempuan yang memulai karir lewat ajang pemilihan Gadis Sampul pada 2007 ini.
Dari sana, satu per satu keberhasilan dia raih. Ia membintanig beberapa sinetron, film televisi, hingga film layar lebar. Beberapa waktu lalu, dia ikut berperan di film “Cinta Suci Zahrana”. “Aku selalu menganggap kesempatan yang datang merupakan sebuah proses untuk terus belajar,” tuturnya.
Baginya, berakting sama dengan belajar, bukan sekedar berperan. Dia mendalami dan menyerap ilmu dari tokoh-tokoh lain pada setiap sinetron atau film yang di bintanginya. Dia menganggap dunia akting adalah sekolah keduanya.
Bahkan, ia rela menunda kuliahnya. Namun ia berjanji, nantinya ia akan tetap meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi. Ia bercita-cita mendalami ilmu bisnis atau desain interior. Untungnya, orang tuanya tak menentangnya.
Dara berhobi jalan-jalan ini perlahan memang telah mulai merintis bisnis. Ia telah melirik bisnis rumah kontrakan dan kos-kosan. Menurutnya, bisnis tersebut lebih riil, memiliki pasar yang tinggi. Berbekal tabungan dari jerih payahnya bekerja, Ciki membeli tanah di Bandung. Sekarang, dia telah memiliki 15 pintu kontrakan dan 20an kos-kosan. “Aku suka tanah di Bandung karena bagus pemandangannya,” katanya. “Juga masih banyak keluarga yang bisa ikut mengawasi,” ia menambahkan dengan tertawa. HADRIANI P