TEMPO.CO, Cianjur - Sekitar 400 warga dari tiga kampung di Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur tak keberatan mengantre untuk menjalani proses perekaman data e-KTP. Mereka berasal dari Kampung Condre, Kampung Muara, dan Kampung Sindang Reret.
Tak cuma antre, mereka juga mesti membayar Rp 7.000 di sebuah rumah warga setempat. Padahal, seharusnya layanan perekaman data untuk e-KTP dilakukan di kantor kelurahan atau kecamatan secara cuma-cuma, alias gratis.
Mengapa mereka mau membayar uang? "Warga bisa menerima karena ini lebih murah ketimbang ongkos bolak-balik ke kantor kecamatan yang jumlahnya lebih dari Rp 7.000," kata Ade Suparman, panitia penyelenggara perekaman e-KTP yang dilakukan di rumah seorang warga bernama Dedeh, Kampung Condre, Desa Babakansari, Senin, 1 Oktober 2012.
Menurut Ade, uang yang dibayarkan masyarakat akan digunakan untuk biaya operasional serta membayar operator dari kecamatan. "Saya pikir ini tidak melanggar aturan karena sudah disepakati warga," kata dia.
Pemuka agama setempat, Ustad Baihaqi, menambahkan perekaman data e-KTP di rumah salah seorang warga ini dilakukan lantaran masyarakat sudah lama menunggu datangnya panggilan dari pemerintah. "Itu tidak pernah jelas waktunya," ujarnya.
Baca Juga:
Lagi pula, ia melanjutkan, warga diuntungkan karena bisa menghemat biaya ketimbang harus berjalan jauh ke kecamatan. "Tidak ada paksaan di sini," kata Baihaqi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendaftaran dan Informasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Cianjur, Ahmad Syamsudin, mengatakan tidak ada batasan soal tempat perekaman e-KTP.
Namun, ia tidak menoleransi jika ada pungutan. "Program e-KTP bersifat nasional sehingga tidak dibenarkan adanya pungutan, berapa pun nilainya. Sedangkan untuk tempat perekaman dikembalikan ke kecamatan masing-masing," ucapnya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Untuk Tabok PKI, Tentara Pinjam Tangan Rakyat
Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI
Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965
Tragedi Kanigoro, PKI Serang Pesantren
Sikap Presiden SBY Soal Simulator Patut Dicurigai