TEMPO.CO, Jakarta--Sebuah ruang kelas di SMAN 6 Jakarta di Bulungan, Jakarta Selatan, kini berubah fungsi. Dinding luar kelas dihiasi ornamen-ornamen besar tangga nada. Catnya pun berwarnah cerah kuning, ungu, dan merah muda. Di dekat pintu masuk, terpajang pigura bertuliskan Alawy's Music Room.
Alawy? Ya, nama itu memang diambil dari nama Alawy Yusianto Putra. Alawy adalah siswa kelas XI yang menjadi korban kebrutalan pelajar. Dia tewas setelah diserang oleh sekelompok siswa SMAN 70 Jakarta, 24 September 2012.
Di dinding yang sama, terdapat tulisan untuk menegaskan bahwa ruangan itu didedikasikan untuk Alawy. Bunyinya: "Sebagai perwujudan rasa cinta, iringan doa, dan persembahan kenangan pada almarhum". Ada lagi tulisan yang berbunyi: "Karena 30 menit sebelum wafat, almarhum menginginkan bermain alat musik dalam kegiatan ekskul Band SMA 6 Jakarta."
Kadarwati Mardiutama, Kepala SMAN 6, membenarkan ihwal penamaan ruangan yang menggunakan nama Alawy itu. "Kami punya satu kelas yang diubah peruntukannya menjadi ruang musik," katanya, Senin 1 Oktober 2012.
Alawy dikenal bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga dalam berekspresi lewat band. Dia menjadi penabuh drum grup band indie, Autorion. Bersama Anggi, Ahmad, Ebi, dan Dimas, Alawi pun pernah masuk dapur rekaman.
Beragam alat musik ada di ruang musik Alawy. Apalagi dengan dinding yang kedap suara dan ruangan sejuk ber-AC, bermusik di sana semakin nyaman. Drum, alat musik yang dimainkan Alawy, ditempatkan khusus di panggung mini. Set drum baru warna merah marun itu duduk di sana dengan anggun.
Ada pula set drum lain yang masih terbungkus rapi, dua keyboard, tiga speaker, dan gitar listrik. Tak ketinggalan alat musik tradisional seperti gamelan, sebuah gong, dan tiga deret set angklung.
ATMI PERTIWI
Berita lain:
SMAN 70 Akan Dipindah ke Kepulauan Seribu?
Siswa SMA 70: Mental Kami ''Down'', Nyaris Putus Asa
Ayah Fitrah Menangis di Hadapan Siswa SMAN 70
Pekerja Bangunan Tewas Ditusuk di Tanah Abang
SMAN 70: Harus Ada Kerja Sama Razia Senjata Tajam