TEMPO.CO, Denpasar - Pelaku usaha perikanan Indonesia sedang berusaha memasuki pasar ekspor produk perikanan olahan untuk kelas premium. Pasar yang dibidik adalah Malaysia untuk ekspor ikan salmon asap.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut Hutagalung, mengatakan ekspor salmon asap ini akan dilakukan pada 4 Oktober 2012. Salmon asap ini merupakan hasil pengolahan pelaku usaha di Bali.
Dia mengakui bahan baku salmon masih harus diimpor dari berbagai negara seperti Cile, Selandia Baru, Australia, dan Norwegia, karena Indonesia tidak memproduksi salmon.
"Meskipun ikan salmon kita masih impor, kita mampu menciptakan nilai tambah dengan diolah dulu di Indonesia lalu diekspor," kata Saut di sela sidang ke-32 Codex Committee on Fish and Fishery, di Bali, Senin, 1 Oktober 2012.
Dia mengingatkan pelaku usaha perikanan yang ingin mengekspor produk olahannya agar memenuhi standar keamanan dan kesehatan internasional. Ini bertujuan memberikan perlindungan bagi konsumen dan menjaga kelancaran perdagangan ke depannya.
Ditemui di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Haryanto Mulia, selaku perusahaan yang akan mengekspor ikan salmon asap tersebut, mengatakan volume ekspor perdana ini hanya satu kontainer berukuran 20 feet.
Menurut dia, ekspor perdana masih dilakukan dalam volume kecil karena masih melihat respons pasar di Malaysia terhadap produk salmon asap Indonesia. Sebab, selama ini Malaysia masih menganggap Indonesia hanya mampu bermain di produk ekspor kelas menengah ke bawah, belum untuk kelas premium.
"Jauh lebih sulit membenahi citra Indonesia, terutama untuk bermain di produk kelas atas seperti smoked salmon. Image Indonesia tidak begitu bagus untuk main di kelas premium," katanya.
Biasanya, lanjut dia, produk salmon asap kelas premium sudah dikuasai negara-negara Eropa seperti Denmark yang memang mampu memproduksi sendiri ikan salmon.
Dia yakin bisa memasuki pasar premium salmon asap di Malaysia, sebab pihaknya sudah memenuhi standar kualitas dan kesehatan internasional. Bahkan, pihaknya juga dapat memasok salmon asap itu lebih besar lagi ke Malaysia.
Namun, permintaan salmon asap dari importir di Malaysia masih terbatas. Hal itu disebabkan pangsa pasar smoked salmon masih terbatas hanya untuk hotel berbintang lima dan kalangan menengah ke atas.
PT Prasetya Agung Cahaya Utama diakuinya lebih fokus menggarap pasar domestik, karena belum banyak industri yang bermain di pengasapan ikan salmon tersebut.
Dia berharap dapat menggeser pasar salmon asap impor di dalam negeri, karena yakin produk yang dihasilkannya lebih murah dan berkualitas.
ROSALINA
Berita lain:
Rupiah Berpeluang ke 9.300
Wika Bangun Jalan di Brunei Darussalam
Spanyol Butuh Pinjaman US$ 267 miliar
Penyatuan Tiket dan Pajak Bandara Berlaku Hari Ini
Al-Qaeda Indonesi Gunakan Peledak Nitrogliserin