TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI memastikan kelompok teroris Al-Qaeda Indonesi menggunakan bahan peledak cair jenis nitrogliserin. Hal ini didapatkan dari pemeriksaan Divisi Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Tengah terhadap sejumlah barang bukti yang ditemukan di beberapa tempat tinggal para tersangka.
"Nitrogliserin jika digunakan akan berdaya ledak tinggi," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Boy Rafli, saat ditemui di kantornya, Senin, 1 Oktober 2012.
Boy menyatakan ledakan bom rakitan ini dapat mengakibatkan korban mengalami luka berat atau meninggal. Efek ledakan diperkirakan menyebabkan kerusakan lebih parah bila dicampur dengan bahan lainnya.
Polisi sebelumnya menemukan nitrogliserin saat penangkapan anggota kelompok Al-Qaeda Indonesi pada 22 September 2012. Polisi menangkap delapan orang tersangka di daerah Solo, Jawa Tengah. Bahan peledak tersebut ditemukan di tiga rumah tersangka, yaitu Baderi Hartono, Kamdi, dan Barkah Nawa Saputra alias Nawa alias Wawa alias Robot.
Polisi menemukan beberapa bom aktif dan bahan peledak, antara lain bom cair nitrogliserin, bom pipa aktif sebanyak empat buah, 11 detonator, pipa yang digunakan sebagai casing bom, bahan-bahan kimia seperti urea, belerang dan campuran lainnya, serta dokumen-dokumen berupa buku-buku jihad.
Nitrogliserin juga ditemukan dalam kontrakan tersangka Wendy Febriangga alias Hasan alias Wendy di Desa Gomilang, Kartosuro, Jawa Tengah, Jumat, 28 September 2012. Wendy ditangkap pada Kamis, 27 September 2012 sekitar pukul 11.00 Wita di Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah.
"Ditemukan pipa-pipa yang diduga kuat digunakan sebagai casing bom rakitan ini. Ada juga black powder dan cairan kimia yang sedang diperiksa dan diduga sebagai nitrogliserin," kata Boy.
Dengan demikian, sampai sekarang polisi sudah menangkap dan menahan sembilan orang tersangka kelompok ini di Solo, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah. Delapan tersangka di antaranya sudah diperiksa dan ditahan di Markas Komando Brigadir Mobil, Kelapa Dua, Depok. "Sedangkan tersangka Wendy masih diperiksa di Sulawesi Tengah," kata Boy.
Al-Qaeda Indonesi diduga sebagai kelompok teroris yang melanjutkan gerakan Noor Din M. Top. Meski para tersangka adalah pemain baru, beberapa dari mereka memiliki hubungan dengan kelompok tersebut.
Baderi diperkirakan mewarisi kemampuan merakit bom dari Urwah yang merupakan perakit bom kelompok Noor Din. Pelatihan militer dilakukan di Poso dengan dipimpin anak buah Noor Din yang menjadi buron sejak lama, yaitu Santoso.
FRANSISCO ROSARIANS