TEMPO.CO, Sydney - Para peternak sapi di Australia mulai menghentikan ekspor ke Indonesia seiring izin impor ternak ke Indonesia yang berakhir pada Oktober 2012. Dengan demikian, pada November dan Desember tidak ada sapi bakalan Australia yang dikirim ke Indonesia.
Agen ternak di Asutralia, David Cundy, mengatakan waktunya hampir habis bagi peternak sapi di Australia untuk menjual ternaknya ke Indonesia. Indonesia memangkas jumlah impor ternak dari Australia pada 2012 menjadi 283 ribu ekor. Angka itu merupakan separuh dari angka impor pada 2011.
“Setiap peternak kondisinya berbeda. Mungkin ada ternak yang seharusnya dikirim ke Indonesia, tapi tidak bisa dikirim karena batas waktunya sudah habis,” ujar Cundy seperti dikutip ABC, Selasa, 2 Oktober 2012.
Menurut dia, harga jual daging sapi Australia di Indonesia juga menurun. “Saya dengar harga kontrak daging sapi jantan hanya sebesar US 1,85 per kilogram,” ujarnya.
Cundy mengatakan para peternak sapi Australia berharap Indonesia akan memberikan izin impor tambahan. Namun, tampaknya hal itu mustahil. “Kami selalu berharap dan berpikir demikian. Namun, tampaknya kami harus menunggu alokasi impor daging Indonesia untuk periode Januari-Maret 2013,” katanya.
Pada November dan Desember 2011, Australia mengekspor lebih dari 80 ribu ekspor sapi ke Indonesia. Kontrak ekspor ternak menjadi isu hangat yang dibahas dalam Brahman Week di Gracmere, Australia, kemarin.
Agen ternak dari Longreach, Bill Seeney, mengatakan sulit untuk memperkirakan berapa banyak ternak dari Northern Territory yang akan dijual ke pasar di wilayah timur.
“Harga ternak saat ini sedang suram. Jika ada tambahan jumlah ternak hanya akan menambah tekanan harga jual di pasar,” katanya.
ABC | ABDUL MALIK
Terpopuler:
Bulog Belum Tahu Beras Thailand Berarsenik
Menteri PU: Indonesia Bebas Rumah Kumuh 2020
4 Ribuan Investor Yogyakarta Buru ORI 009
Ini Utang-utang BUMI
Berau: Tak Ada Penyidikan Independen dari Bumi Plc