Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Cilacap Berburu Hiu Hingga Batas Christmas

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Ikan hiu hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Kamis (27/9). Dalam sehari, sedikitnya satu ton sirip hiu dijual di tempat ini. TEMPO/Aris Andrianto
Ikan hiu hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Kamis (27/9). Dalam sehari, sedikitnya satu ton sirip hiu dijual di tempat ini. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Cilacap - Baheng bertubuh besar dengan kulit hitam terbakar matahari. Dia sudah menjadi pemburu hiu selama 5 tahun. Dia menyatakan pernah berburu hiu hingga perbatasan Pulau Christmas.

Dia juga biasa berburu hingga perairan Aceh, Bali, dan Nusa Tenggara. Sekali melaut, dia membawa bekal Rp 20 juta. Di laut, minimal dia berburu selama 20 hari. Tapi dia lebih sering berburu hingga setengah tahun alias 6 bulan. “Ada kapal lainnya yang akan mengambil hasil tangkapan dan mengirimkan perbekalan,” katanya, Kamis 27 September 2012. Sekali jalan, kata Baheng, dia pergi bersama 12 kru lainnya.

Baheng menambahkan, sekali berburu dia membawa 300 kail hiu. Satu kail panjang talinya mencapai 10 meter. Untuk memancing hiu, kata Baheng, dia menggunakan ikan yang sudah dipotong-potong sebagai umpan. Baginya memancing hiu bukanlah perkara sulit. Dalam sebulan, dia bersama krunya biasanya mampu menangkap hiu sebanyak 2 ton. Hiu paling besar yang pernah ditangkapnya seberat 1,5 kuintal. Meski hiu hewan yang cukup ganas, dia mengaku tidak pernah digigit oleh binatang yang masuk kategori predator puncak itu. Hiu yang sudah terkait kail langsung ditarik dengan jaring hidrolik untuk kemudian dibekukan dengan balok es.

Hiu mudah ditangkap jika perairan tenang. Selain itu, arus laut yang tenang memudahkannya untuk menangkap hiu. Namun, setahun belakangan ini, cuaca buruk kerap membuat hasil tangkapannya berkurang. Baheng mengatakan, saat ini, ikan hiu sudah susah didapat di daerah perairan dangkal. Bahkan di perairan lepas juga sudah mulai banyak berkurang. Selain dampak cuaca, perburuan hiu di laut lepas saat ini sedang booming. “Hampir semua kapal yang saya temui di lautan berburu hiu,” katanya.

Ngatiyem menyebutkan, hampir seluruh bagian ikan hiu laku dijual. Tulang belakang tanpa daging saja laku dijual Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan untuk kulit ekor, Baheng menjualnya seharga Rp 12 ribu per kilogram. “Untuk sirip hiu, itu rahasia perusahaan,” ujar Ngatiyem. Dia mengatakan, sirip ikan hiu, yang disebutnya mahal, banyak diburu oleh warga Korea, Jepang, dan warga Asia Timur lain. Sirip tersebut, lebih banyak diekspor ketimbang dijual ke warga dalam negeri.

Muhammad Nasrul, pemilik warung makan sirip ikan hiu di bilangan Purwokerto, mengatakan saat ini, susah mencari daging hiu di Cilacap. “Saat ini saya mencarinya di Pangandaran,” katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nasrul, mantan chef di kapal pesiar selama 7 tahun, mengatakan sirip ikan hiu memang menjadi menu favorit pelancong dari Asia Timur. Sirip hiu yang beratnya kurang dari 1 kilo itu bahkan harganya cukup mengerikan. Untuk hiu tertentu, satu sirip hiu bahkan dijual dengan harga hingga Rp 15 juta.

Nasrul saat ini hanya mampu membeli ikan hiu dengan ukuran 28 kilogram dengan harga Rp 250 ribu. Hiu yang kelihatan masih bayi tersebut, oleh Nasrul, dibuatkan sup ikan hiu yang dijual Rp 15 ribu per mangkuknya. Di Indonesia, kata Nasrul, sup sirip hiu mulai digemari beberapa tahun belakangan. Dia sesekali mendapat pesanan untuk dibuatkan sup sirip hiu. Kalangan pejabat dan pengusaha yang biasa memesan sup tersebut.

ARIS ANDRIANTO

Berita Terkait:
Kenalkan, Cumi Vampir dari Neraka

Bison Koleksi Kebun Binatang Surabaya Mati

Orangutan Perokok Beranak 

Melacak Penyu Tempayan Lewat Darah 

Ikan Paus 7 Meter Terdampar di Bima

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

20 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

34 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.