TEMPO.CO, Mataram - Kepala Dinas Sosial Kependudukan, Catatan Sipil Nusa Tenggara Barat (NTB), Bachrudin, mengatakan pihaknya menerapkan tanggap darurat tehadap warga Dusun Godo, Desa Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima yang menjadi korban penyerangan warga Desa Samili. Untuk tahap pertama diperkirakan berlangsung selama tiga minggu.
Menurut Bachrudin, selama empat hari dari tahap pertama tanggap darurat disuplai makanan bungkus yang disediakan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bima. Untuk mempersiapkan makanan tersebut didirikan dapur umum. “Selama kebutuhan warga yang mengalami masalah tidak bisa terpenuhi sendiri, kami yang menyiapkannya,” katanya kepada Tempo, Kamis siang, 4 Oktober 2012.
Setelah empat hari disuplai makanan bungkusan, warga akan diberikan peralatan memasak dan kebutuhan pangan berupa beras, super mi dan telur. Selama masa tanggap darurat disediakan limaton beras beserta lauk pauknya.
Bachrudin menjelaskan bahwa meskipun berupa nasi bungkus, namun disesuaikan dengan standar kelayakan kebutuhan gizi. Sebanyak 650 bungkus nasi yang mulai diberikan Rabu kemarin, 3 Oktober 2012, berisi beragam lauk, seperti tahu, telur, dan daging ayam.
Ihwal suasana di Dusun Godo, Bachrudin mengatakan sejak Rabu malam sudah dalam keadaan tenang. Warga memang melakukan blokade jalan masuk ke dusun, namun Bachrudin dan rombongan diizinkan masuk untuk menemui warga serta berkoordinasi dengan 20 orang anggaota Tagana yang bekerja di dapur umum. Warga pun tidak semuanya berada di bawah tenda melainkan mengungsi di rumah keluarga mengalami kerusakan.
Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi telah mendatangi lokasi kejadian, Rabu siang, 3 Oktober 2012, sehari setelah peristiwa penyerangan. Zainul didampingi Kepala Kepolisian NTB, Brigadir Jenderal Muhammad Iriawan.
Warga Dusun Godo meminta pemerintah segera merehabilitasi rumah mereka yang rusak dan terbakar dalam peristiwa tersebut. Pihak berwajib pun diminta memberikan pengamanan yang optimal terhadap warga dan segera mengusut pelaku penyerangan.
Zainul mengatakan segera memperbaiki seluruh rumah warga yang rusak. Pelaksanaan perbaikan dilakukan secara gotong royong oleh unsur TNI, kepolisian, pemerintah daerah dan masyarakat.
Penyerangan terhadap warga Dusun Godo oleh ratusan warga Desa Samili berlangsung Selasa siang, 2 Oktober 2012. Seorang tewas dan puluhan orang mengalami luka. Dalam aksi yang dilakukan secara anarkistis tersebut sebanyak 88 rumah dirusak dan dibakar.
SUPRIYANTHO KHAFID