TEMPO.CO, Jakarta - Seusai upaya Markas Besar Kepolisian RI menangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, malam kemarin hingga Subuh, kantor KPK tampak lengang, Sabtu pagi, 6 Oktober 2012. Hanya ada satpam yang berjaga dan beberapa awak media nasional. Tampak empat mobil polisi di depan Gedung Jasa Raharja, sebelah kantor KPK.
Menurut pantauan Tempo, hanya ada lima polisi yang berada di luar gedung. Selain itu, ada sisa sampah dan bekas ban dibakar waktu demonstrasi memberi dukungan kepada KPK, Jumat kemarin. Suasana sepi setelah masyarakat pendukung pemberantasan korupsi bubar jalan menjelang Subuh.
Sebelumnya, Kepolisian berusaha menciduk Novel dengan menggeruduk gedung KPK, tempat Novel bekerja. Usaha ini digagalkan Ketua KPK Abraham Samad bersama anggota lain seperti Bambang Widjojanto. Bahkan, kalangan penggiat anti korupsi serta aktivis mahasiswa ikut membentengi gedung KPK dari penggerebekan polisi.
Novel dituduh menganiaya enam pencuri walet sehingga menyebabkan meninggal pada 2004. Kala itu, Novel menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal pada polres di Polda Bengkulu. Kepolisian Daerah Bengkulu mencoba menangkap Novel di KPK semalam. Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Bengkulu, Komisaris Besar Dedy Irianto, menuding Novel menembak tersangka yang terlibat kasus pencurian. Dedy juga membantah penangkapan Novel sebagai bentuk kriminalisasi KPK.
Sedangkan pimpinan KPK menduga tuduhan tersebut sebagai bentuk kriminalisasi terhadap penyidiknya. Sebab, Novel adalah penyidik berbagai kasus besar korupsi, seperti kasus korupsi simulator kemudi. Kemarin, Novel juga yang memeriksa tersangka simulator kemudi, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.
Pengangkatan penyidik tetap KPK bermula ketika Polri tidak memperpanjang masa tugas 20 penyidiknya di Komisi. Sebanyak 15 orang memilih kembali. Lima lainnya memilih bertahan di KPK.
Meskipun Polri membantah, penarikan penyidik itu diduga terkait dengan kasus simulator kemudi yang sedang diusut KPK. Komisi sudah menetapkan dua jenderal polisi sebagai tersangka, yakni Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal Didik Purnomo.
SUNDARI
Berita lain:
Dikriminalisasi, KPK Tak Gentar Usut Simulator SIM
Novel Sudah Diangkat Jadi Penyidik Tetap KPK
KPK Bentuk Tim Hukum untuk Bela Novel
KPK Cari Tahu Peran Kapolri dari Djoko Susilo
Penyidik Kasus Djoko Susilo Ditangkap