TEMPO.CO, Bandung - Sekitar tiga puluh mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung menggelar aksi unjuk rasa untuk menggalang dukungan penyelamatan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi. "Pesan kami pada pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyon,o supaya menyelesaikan masalah ini," kata koordinator aksi itu, Rustan, di sela aksi unjuk rasa, Senin, 8 Oktober 2012.
Dalam aksinya, mahasiswa itu mengecam belum adanya campur tangan Presiden untuk menengahi konflik antara KPK dan Polri. "Kita perlu menyelamatkan KPK, Polri, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Rustan.
Dalam sejumlah orasinya, mahasiswa mengecam Presiden yang belum turun tangan. Mereka khawatir gontok-gontokan dua lembaga penegak hukum itu akan melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Rustan mengatakan, untuk pemerintah, yang diperlukan adalah tetap konsisten pada pemberantasan korupsi, penolakan terhadap revisi Undang-Undang KPK dan upaya pelemahan lembaga itu, serta secepatnya menyelesaikan konflik antara KPK dan Polri. "Ironis ketika orang nomor satu di negara ini tidak menyelesaikan masalah ini," kata dia.
Puluhan mahasiswa itu berkumpul dalam lingkaran, membentangkan spanduk yang berisi kecaman terhadap pelemahan KPK, dan konflik antara KPK dan Polri. Mahasiswa sempat mengajak anggota polisi yang berjaga untuk berjabat tangan dengan perwakilan mahasiswa, simbol tidak adanya "persoalan" antara KPK dan Polri.
Salah satu petugas polisi yang tengah berjaga, Kasmilan, mengatakan, polisi harus bisa bekerja sama dengan kPK. Itu betul-betul keinginan masyarakat di seluruh Tanah Air. "Itu harapan semua, mudah-mudahan tetap solid untuk memberantas korupsi," kata dia, di depan pengunjuk rasa.
AHMAD FIKRI
Berita Lainnya:
Novel Tak Ada di Lokasi Penganiayaan
Polri: Kapolri Tak Perlu Tanggung Jawab
Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati
Abraham Samad:Teror ke Penyidik KPK Tekanan Psikis
Lamban Tengahi KPK-Polri, Apa Kepentingan SBY?
Awas, KPK Akan Terus Diserang