TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bos, bahkan pendiri sebuah perusahaan besar, ternyata tak bisa semena-mena. Begitulah yang dialami salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey. Dorsey awalnya adalah seorang yang disebut sebagai generasi penerus Steve Jobs, anak emas Silicon Valley.
Tapi, ketenaran namanya dan kepopuleran Twitter, tak menjamin kinerjanya bagus. Sejak awal tahun ini, menurut majalah Business Insider, Dorsey tampaknya hanya menghabiskan sedikit waktunya di kantor dengan ikon burung berwarna biru itu.
Penyebabnya adalah karakter kepemimpinannya. Jejaring sosial Twitter dan Foursquare yang dikelola Dorsey kini juga dipimpin CEO bernama Dick Costolo. "Di Twitter, mereka memiliki CEO yang kuat yaitu Dick Costolo, sosok penyelamat kapal setelah sempat goyang," tulis Business Insider.
Lalu, kemarin, Ahad, 7 Oktober 2012, harian The New York Times menulis bahwa pekerja di Twitter tak bahagia di bawah kepemimpinan Dorsey. "Peran Dorsey sudah banyak dikurangi sejak banyaknya keluhan dari pegawai," tulis mereka. Keluhan itu muncul karena Dorsey dianggap sosok yang sulit diajak bekerja sama dan mudah berganti keputusan tentang suatu produk.
"Saat ini tidak ada pegawai yang harus melapor langsung ke dia, meskipun Dorsey tetap masuk dalam jajaran direksi yang mengambil keputusan penting," tulis NY Times.
Tulisan itu pun mengulas bahwa Dorsey pun kini jarang berpendapat dalam rapat. Meski begitu, ia tetap tampil dalam sejumlah program di televisi seperti "Charlie Rose" di CNN.
DIANING SARI
Berita lain:
Tablet Sony Ketahuan Cacat Setelah Diluncurkan
Situs Cybercrime Cina Dibersihkan
Kaki Palsu Pertama di Mesir Bentuknya Sandal
Apple Kenang Setahun Kematian Steve Jobs
Facebook Lebih "Menggairahkan" Ketimbang Bercinta
Lotion Anti-Nyamuk dari Tembelek