TEMPO.CO, Jakarta - Akhir September 2012 lalu, Jakarta dikejutkan oleh kematian sepasang kekasih, Mirza Nuruzzaman, 35 tahun, dan Asywarah Indah Sari Eka Putri, 26 tahun. Keduanya berencana menikah sepekan sebelum maut merenggut nyawa mereka. Masjid untuk lokasi pernikahan sudah dipesan. Undangan pun telah disebar.
Yang membuat kasus ini misterius adalah polisi menduga calon pengantin pria membunuh kekasihnya, sebelum kemudian bunuh diri. Benarkah? Apa motif di balik pembunuhan itu? Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, reporter Tempo, Munawwaroh, menelusuri satu demi satu fakta yang berkaitan dengan tragedi ini.
***
Kepala Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian Sektor Pancoran Ajun Komisaris Suroto mengaku sulit melupakan apa yang dia lihat di kamar B 16CG, lantai 16, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, pada malam 22 September 2012.
Seorang perempuan muda berambut panjang, yang belakangan diketahui bernama Asywarah Indah Sari Eka Putri, ditemukan tewas dibunuh di atas ranjang. Dari keterangan ayah korban, Syamsuri, diketahui bahwa sehari-hari Eka–begitu gadis itu biasa disapa–mengenakan jilbab. “Tapi, ketika kami sampai di sana, korban sudah tak mengenakan jilbab,” kata Suroto.
Meski begitu, pakaian lain korban masih melekat di badan. Selain luka sayatan di leher korban, polisi juga menemukan luka bekas pisau di kedua lengannya. “Kami menduga ada perlawanan,” kata Suroto menjelaskan asal luka di tubuh korban.
Yang membuat kening berkerut, pelaku pembunuhan sempat membersihkan pisau yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Tapi, seprai, kemeja, dan celana jins korban masih penuh berlumuran darah.
Semua barang bukti itu dikumpulkan polisi dengan teliti. Sudut-sudut kamar diperiksa dan difoto untuk menjelaskan bagaimana pembunuhan itu terjadi. Polisi bekerja semalam suntuk menelisik kamar apartemen itu. Di depan pintu, mereka juga memasang pita kuning, police line, tanda bahwa lokasi tersebut merupakan tempat kejadian perkara pidana yang tak boleh diotak-atik siapa pun.
Selama penelusuran di tempat kejadian perkara, orang tua Eka: Syamsuri, hanya bisa terduduk lemas di lantai dasar Apartemen Kalibata City. Istrinya terus menangis tak berhenti-henti. Kepada polisi, mereka menceritakan pengakuan terakhir Mirza. Sebelum bunuh diri dengan berbaring di atas rel kereta commuter line jurusan Bogor-Jakarta, Mirza sudah membunuh calon istrinya di Apartemen Kalibata City.
Malam itu, Syamsuri ikut naik mobil ambulans yang membawa jenazah putri sulung mereka ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Dokter forensik akan melakukan visum atas jenazah Eka.
Pertanyaan terbesar di benak banyak orang belum terjawab malam itu: mengapa Mirza tega melakukan ini semua?
MUNAWWAROH
Berita Terkait:
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (1)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (2)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (3)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (4)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (5)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (6)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (7)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (8)