TEMPO.CO, Surabaya-Belasan seniman dari komunitas budaya dan masyarakat Surabaya menggelar aksi teatrikal ruwatan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan Gedung Grahadi Surabaya. Dengan ruwatan ini, diharapkan Presiden SBY bisa memiliki sifat keberanian dan ketegasan untuk menegur Kepala Kepolisian RI terkait kisruh antara Polri dan KPK.
Ruwatan dilakukan dengan menaburi seseorang yang sedang menjahit bendera Merah Putih, dengan kembang tujuh rupa serta air merah dan putih. Ruwatan siang tadi tampak mistis dengan hadirnya bau kemenyan yang dibakar dan diselingi dengan lantunan lagu Bagimu Negeri yang dinyanyikan secara lirih oleh belasan seniman tersebut.
Koordinator aksi, Taufik Monyong, mengatakan aksi ini sebagai desakan kepada Presiden SBY untuk secepatnya turun tangan menyelesaikan kisruh antara Polri dan KPK. "Semua upaya pemberantasan korupsi harus didukung. Hentikan segala bentuk kriminalisasi yang hanya membiaskan pemberantasan korupsi," kata Taufik dalam ruwatan tersebut, Senin, 8 Oktober 2012.
Kusnan, salah seorang seniman Surabaya, mengatakan carut-marutnya pemberantasan korupsi di negeri ini karena ketiadaan sikap yang tegas dari seorang presiden. "Kalau kita betul-betul punya presiden, jelas ini teratasi. Kini kita serasa tak punya Presiden itu," ujarnya.
Sementara itu, selain berunjuk rasa dengan aksi teatrikal, para seniman juga menggelar aksi dukungan tanda tangan di atas kain putih yang dibentangkan di atas trotoar jalan Gubernur Suryo.
Dukungan kepada KPK datang dari berbagai penjuru daerah di Tanah Air. Itu menyusul upaya pelemahan terhadap KPK oleh Polri dan Dewan Perwakilan Rakyat akhir-akhir ini, terutama setelah Polri mengepung kantor KPK pada Jumat, 5 Oktober 2012.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita Terpopuler:
Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati
Sang ''Ndoro'' Pengendali Proyek
Polri: Kapolri Tak Perlu Tanggung Jawab
Cerita Para Penyidik yang Diteror Polisi
Ini Akibatnya Jika Bercinta Sambil Mengemudi