Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minum Kopi Berlebihan Picu Kebutaan  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berhati-hatilah dengan konsumsi kopi yang berlebihan. Menurut hasil penelitian di Amerika, mengkonsumsi kopi lebih dari tiga cangkir per hari bisa meningkatkan risiko kebutaan. Konsumsi kopi dalam jumlah moderat pun bisa mengembangkan terjadinya glukoma, kondisi yang merusak mata.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science menunjukkan bahwa pencinta kopi harus menurunkan asupan kopi untuk menghindari kedua kondisi tersebut.

Glukoma terjadi ketika tabung drainase di mata terhalang secara perlahan. Hal ini mencegah cairan di mata mengalir secara normal sehingga meningkatkan tekanan. Ketika cairan tidak bisa mengalir dengan lancar, tekanan akan menumpuk. Hal ini bisa merusak syaraf optik yang menghubungkan mata dengan otak dan jaringan syaraf dari retina.

Para peneliti dari Brigham dan Women's Hospital Boston mengatakan bahwa komponen-komponen yang ditemukan di dalam kopi bisa meningkatkan tekanan di dalam bola mata, menyebabkan kerusakan penglihatan yang dikenal sebagai glukoma.

Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa orang-orang Skandinavia berisiko paling tinggi mengalami glukoma. Mereka juga konsumen kopi tertinggi di dunia.

Riset terbaru ini meneliti lebih dari 120 ribu orang di Inggris dan Amerika yang berusia 40 tahun dan tidak mengalami glukoma. Partisipan diminta menjawab pertanyaan dari kuesioner tentang seberapa banyak mengkonsumsi kopi dan catatan kesehatan mereka untuk melihat sejarah glukoma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka yang mengkonsumsi lebih dari tiga cangkir per hari mengalami kenaikan risiko glukoma dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi. Wanita dengan sejarah keluarga glukoma juga berisiko tinggi terkena penyakit yang sama.

Meski demikian, kopi bukannya tanpa manfaat. Hasil penelitian yang dipublikasikan awal tahun ini di New England Journal of Medicine menemukan bahwa empat hingga lima cangkir konsumsi kopi per hari berpeluang menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

DAILY MAIL I ARBA'IYAH SATRIANI

Berita Lain:
Bisa Ular Berkhasiat Sebagai Obat Bius
Cara Benar Memencet Jerawat
Vitamin D buat Cegah Flu?
Apa Saja Manfaat Minyak Ikan
Alasan Perempuan Enggan Periksa Payudara

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

19 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.