TEMPO.CO, Caracas - Presiden Venezuela Hugo Chaves terpilih kembali menjadi presiden untuk masa jabatan empat tahun setelah mengalahkan pemimpin oposisi Henrique Capriles dalam pemilihan umum.
Dewan Pemilihan Umum dalam laporannya kepada publik, Ahad, 7 Oktober 2012, menyebutkan Chavez berhasil mengumpulkan 54 persen suara.
Presiden Dewan Pemilihan Umum, Tibisay Lucena, mengumumkan bahwa Chavez memperoleh 54,42 persen suara. Sedangkan lawannya, Capriles, hanya mendapatkan dukungan 44,97 persen suara.
Pengumuman ini langsung disamput tempik sorak para pendukung Chavez. Mereka berhamburan ke jalanan untuk merayakan kemenangannya di Ibu Kota Caracas.
Para pendukung Chavez berteriak-teriak kegirangan di depan Istana Presiden di Caracas untuk merayakannya. "Saya merayakannya dengan hati yang berbunga-bunga," kata pendukung Chavez, Mary Reina, seraya mengatakan Chavez adalah harapan rakyat dan seluruh bangsa Amerika Latin.
Sebaliknya, pemandangan pilu tampak di markas kampanye Capriles. Sejumlah pendukung pemimpin oposisi ini menitikkan air mata ketika mendengar pengumuman Dewan. Usai mendengar pengumuman, Capriles menerima kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada Chavez.
"Saya mengucapkan selamat atas kemenangannya," kata Capriles kepada para pendukungnya di markas kampanye.
Pada tahun lalu, sebelum maju ke pemilihan presiden, Chavez, 58 tahun, didiagnosis menderita kanker. Akan tetapi setelah menjalani pengobatan dan perawatan intensif, kondisinya pulih kembali.
Dia meraih kekuasaan sejak 1998 dan pernah mengatakan bahwa butuh waktu enam tahun untuk melanjutkan "revolusi Bolivaria" demi terwujudnya sosialime. Sejak menjabat sebagai presiden, Chavez telah menasionalisasi perusahaan-perusahaan kunci demi kepentingan ekonomi negara.
Venezuela adalah produsen minyak terbesar di Amerika Latin. Hasil penjualan minyak bumi ini dimanfaatkan pemerintah untuk biaya kesehatan rakyat, pengembangan program pendidikan, dan pembangunan perumahan rakyat.
BBC | REUTERS | CHOIRUL
Berita lain:
Ini Akibatnya Jika Bercinta Sambil Mengemudi
Tembok Malu, Simbol Korupsi Cina
Lukisan dari Darah Pelukisnya Dipamerkan di AS
Parlemen Libya Lengserkan Perdana Menteri
Bom Mobil Hantam Kantor Polisi di Damaskus, 1 Mati