TEMPO.CO, Karawang- Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin meresmikan 9 penjara unggulan Jawa Barat, Senin 8 Oktober 2012, di Penjara Kelas II A Karawang. Kesembilan penjara tersebut diklaim unggul lantaran sukses mengembangkan diri menjadi pusat pelatihan pertanian, kesehatan hingga pusat budidaya bulu mata palsu dan jangkrik untuk ekspor.
Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Barat I Wayan K. Dusak merinci 9 nama penjara dengan program unggulan masing-masing yakni Lapas Kelas II A Karawang sebagai Pusat Perikanan dan Pertanian Terpadu. Lapas Kelas II B Cianjur sebagai penjara dengan program unggulan Program Pesantren Terpadu.
Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung yang merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda sebagai Lapas Cagar Budaya dan Pendidikan. Penjara Banceuy Bandung sebagai Lapas Model Program Penanggulangan TB/HIV dan Lapas Narkotika Cirebon sebagai Model Program Criminon. Lapas Kelas II A Bogor sebagai Lapas dengan produk unggulan tas.
"Selain itu, ada Lapas Kelas IIB Garut sebagai Lapas dengan produk unggulan Bulu Mata Palsu kualitas ekspor. Juga Lapas Kelas I Cirebon dengan produk jaring ikan kualitas ekspor dan Lapas Kelas II A Narkotika Bandung sebagai Lapas budidaya jangkrik untuk ekspor,"kata Wayan saat memberikan sambutan acara di Penjara Karawang itu, Senin 8 Oktober 2012.
Menteri Amir mengapresiasi hasil inovasi dan kreativitas para pengurus dan narapidana binaan di 9 penjara. Pengembangan program unggulan di ke-9 penjara dengan melibatkan napi binaan, kata dia, akan sangat membantu persiapan dan proses reintegrasi para napi saat kembali ke masyarakat. "Sehingga bisa lebih siap,"katanya.
Amir berharap apa yang dilakukan 9 penjara di Jawa Barat bakal mendorong penjara-penjara lain di Indonesia mengembangkan program unggulan dengan memanfaatkan potensi yang ada. Ia juga berharap pemerintah daerah, masyarakat, dan pengusaha setempat bersedia memban fungsi pembinaan pemasyarakatan di penjara-penjara tersebut.
"Betapa tak terbayangkan dari produk bulu mata (palsu) sampai budidaya jangkrik. Permintaan jangkrik ekspir rupanya sampai kekurangan supply di pasaran. Permintaan 10 ton baru bisa dilayani 3 ton. Saya kira yang seperti ini peluang besar untuk terus berkembang,"kata Amir.
Selain menambah kemampuan dan keterampilan, pengembangan program unggulan juga mendongkrak kesejahteraan warga binaan penjara. Hal ini di akui Agus, napi pekerja aktif di program pelatihan pertanian dan perikanan unggulan Penjara Karawang.
"Karena saya ikut mengurus kolam ikan dan sawah di sini, saya dapat imbalan rokok, gula kopi kadang uang,"aku pria paruh baya terpidana kasus pembunuhan penghuni penjara Karawang ini. "Kalau sawah panen, imbalan menuai padi dapat 4:1. Kalau kita dapat 4 kilogram (padi gabah) imbalannya 1 kilogram,"kata warga binaan yang 5 bulan lagi bakal menghirup budara bebas itu.
ERICK P. HARDI
Berita populer:
Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati
Sang ''Ndoro'' Pengendali Proyek
Polri: Kapolri Tak Perlu Tanggung Jawab
Cerita Para Penyidik yang Diteror Polisi
Ini Akibatnya Jika Bercinta Sambil Mengemudi