TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Kepolisian Kota Bandung membentuk lembaga polisi siswa sekolah menengah atas yang anggotanya berasal dari kalangan pelajar. Lembaga yang akan dibentuk di 271 sekolah menengah atas negeri dan swasta ini nantinya menjadi perpanjangan tangan kepolisian dalam meredam dan mengatasi aksi tawuran antarpelajar dan antarsekolah.
Sekitar 300 pelajar dari SMA negeri dan swasta calon polisi siswa tersebut mengikuti upacara pembentukan polisi siswa di lapangan Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, Selasa, 9 Oktober 2012. Di situ, mereka mengucap Deklarasi Siswa yang berisikan janji mencegah tawuran. Mereka juga mendapat emblem polisi siswa.
Terdiri dari empat butir, deklarasi berisi janji pelajar untuk menjunjung Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Janji mengedepankan persatuan dan kesatuan, silaturahmi, serta komunikasi antarpelajar demi Kota Bandung yang kondusif. Serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas antarpelajar serta menolak keras aksi tawuran antarpelajar.
Salah seorang calon polisi siswa, M. Iqbal, dari SMA Negeri 12 Bandung yakin bahwa polisi siswa yang didukung penuh kepolisian, sekolah, dan pemerintah bisa mencegah tawuran masif seperti yang kerap terjadi di DKI Jakarta. "Di SMA Negeri 12 sejauh ini sudah ada 12 orang termasuk saya yang siap menjadi polisi siswa dan dilatih oleh kepolisian," ujar pelajar kelas 2 IPA itu seusai upacara.
Iqbal optimistis mampu menjalankan tugas sebagai polisi siswa. Sebagai Ketua Majelis Perwakilan Kelas, selama ini dia tak kesulitan berkomunikasi dengan semua siswa di sekolahnya. "Lokasi SMA Negeri 12 rawan konflik, termasuk konflik dengan preman di sekitar sekolah. Tapi tawuran selama ini bisa diredam," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Siswadi mengatakan, pembentukan polisi siswa akan dilakukan di tingkat sekolah menengah atas negeri dan swasta. Alasannya, seperti acap terjadi di Jakarta, tawuran pelajar rawan terjadi antarpelajar level tersebut. Meski, kata dia, dalam 10 tahun terakhir, tawuran pelajar tak terjadi di Bandung dan aktivitas geng motor pun sudah melempem.
"Tugas polisi siswa ini nanti mengantisipasi secara dini konflik supaya tidak membesar menjadi tawuran. Caranya dengan mendeteksi secara awal oknum tertentu agar bisa segera diamankan. Mereka nanti bekerja sama dengan guru dan polisi.
Edi menambahkan, para polisi siswa akan dilatih tugas kesamaptaan oleh polisi. Soal teknis seleksi dan proses pembinaan diserahkan ke kepolisian. "Mereka akan dilatih khusus tugas polisionil quick response dan menjadi mitra polisi."
Wakil Kepala Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Dadang Hartanto mengatakan, di tiap sekolah akan diangkat 10 sampai 15 polisi siswa. Seleksi dilakukan bekerja sama dengan organisasi siswa intra sekolah. "Dipilih siswa yang dianggap bisa memberikan teladan kepada yang lain. Polisi siswa ini tugas utamanya sosialisasi dan persuasi, bukan melakukan tindakan represif," katanya.
ERICK P. HARDI