TEMPO.CO , Jakarta: Setelah empat kali turun di Cina Terbuka, dan selalu gagal, akhirnya Victoria Azarenka memetik hasil manis. Ahad malam lalu, petenis asal Belarus ini menambah koleksi gelar juaranya di turnamen Cina Terbuka. Di final, dia menekuk petenis nomor dua dunia, Maria Sharapova. Azarenka menang mudah, 6-3, 6-1.
“Saya sangat bahagia karena akhirnya berhasil meraih gelar juara di sini. Saya sudah turun di turnamen ini dalam empat tahun berturut-turut," kata Azarenka. Pantas saja dia bangga. Pasalnya, turnamen ini merupakan perhelatan bergengsi dan menjadi akhir dari rangkaian kejuaraan WTA.
Selain itu, dengan gelar barunya ini, Azarenka menjadi petenis pertama yang mampu mengantongi dua turnamen "Premier Mandatory" dalam setahun. Maret lalu, petenis nomor satu dunia ini menjadi juara di Indian Wells. Gelar juara di Beijing ini merupakan yang kelima yang dia raih sepanjang 2012.
Alhasil, dalam setahun ini, lantaran banyak meraih gelar juara, Azarenka berhasil mengumpulkan uang sebesar US$ 848 ribu atau sekitar Rp 8 miliar.
Pertemuan dengan Sharapova di Beijing ini merupakan yang ketiga kalinya. Dalam dua turnamen sebelumnya, yakni Grand Slam Australia Open dan Indian Wells, Azarenka berhasil mengalahkan Sharapova. Final di Beijing ini merupakan pertemuan keenam mereka atau yang keempat kalinya sepanjang tahun ini. Azarenka menang lima kali dan hanya sekali kalah.
Mudah ditebak. Azarenka, yang sudah hafal permainan Sharapova, langsung memimpin dengan angka 4-0. Ia dua kali mematahkan servis juara Prancis Terbuka itu.
Sharapova, 25 tahun, pemenang empat kali grand slam, bukannya tak melawan. Dia sempat menguasai dua game. Namun, Azarenka, yang menjuarai Australia Terbuka tahun ini, tidak memberi kesempatan. Dia menutup set pertama dengan 6-3 dalam 43 menit. Di set kedua, perempuan berusia 23 tahun itu lebih garang lagi. Sharapova hanya diberi satu angka.
Mengenai kemenangan mudahnya itu, Azarenka mengaku telah berjuang keras sejak memulai pertandingan. "Saya tidak membiarkan Sharapova mengendalikan permainan, seperti yang biasa ia lakukan," kata Azarenka, yang selalu menang dua set atas lawan-lawannya.
Sebaliknya, Sharapova memuji lawannya. "Victoria telah bermain dengan sangat hebat. Dia telah melakukan segala sesuatu yang lebih baik dibanding saya. Wajar bila dia menjadi petenis nomor satu dunia sekarang," katanya.
Petenis cantik itu memang lebih banyak melakukan kesalahan sendiri atau unforced errors. Terhitung, selama pertandingan ini, ia melakukan 39 kali kesalahan yang merugikannya.
Perjalanan kekasih Sergei Bubka Jr.—putra atlet legendaris Uni Soviet, Sergei Bubka—tersebut di turnamen ini terbilang mulus. Semua lawannya dia habisi dengan dua set langsung. Termasuk saat menggulung petenis cantik asal Prancis, Marion Bartoli, di babak semifinal. Dia menang dengan angka 6-4, 6-2.
REUTERS| WASHINGTON POST | MARTHA WARTA S
