TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan pedagang kaki lima di Malioboro, hari ini, 10 Oktober 2012, akan berhenti berjualan selama sehari penuh. Mereka sepakat ingin menyaksikan pelantikan Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini.
“Mulai pagi sudah off, libur total sehari,” kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Kawasan Malioboro, Rudiarto. Sementara aktivitas dagang berhenti, kata dia, pedagang akan menggelar kenduri massal.
Informasi terakhir yang dia dapat, seratus tumpeng dari pedagang dan masyarakat siap disumbangkan dalam ritual itu. Jumlah itu pun diperkirakan terus bertambah, sehingga bisa cukup untuk kenduri yang dijadwalkan berlangsung mulai pukul 15.00 itu.
Puncak kenduri, kata dia, berlangsung di depan gedung Malioboro Mal. Namun, dipenggal-penggal sepanjang Jalan Malioboro, dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Pasar Sore Ngejaman. “Masyarakat yang mau datang, dipersilakan,” katanya.
Selain untuk menyambut pelantikan Gubernur, menurut Rudiarto, kegiatan itu merupakan bagian dari kegembiraan para pedagang setelah pengesahan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta beberapa waktu lalu. Selama kenduri berlangsung, aktivitas lalu lintas berlangsung normal. Toko di sepanjang Malioboro pun bebas beraktivitas.
Di sepanjang Jalan Malioboro hingga Ahmad Yani, kini terdapat 2.500 pedagang kaki lima. Mereka berasal dari 22 komunitas pedagang. Dari yang berjualan barang di emperan toko hingga pedagang makanan lesehan pada malam hari.
Kesepakatan libur total sehari penuh itu merupakan yang kedua kali dilakukan pedagang. Sebelumnya, mereka juga melakukan hal sama untuk mengikuti aksi masyarakat Yogya yang menuntut pengesahan Rancangan UU Keistimewaan Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro, Syarif Teguh, mengatakan, selama sehari penuh itu, toko, pasar, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran di Malioboro akan memperdengarkan gending gamelan. Bahkan, melalui radio kabel yang berpusat di kantor UPT, kelenengan itu akan diputar terus-menerus.
Secara ekonomis, dia menilai, aktivitas pedagang memang berhenti. Suasana Malioboro menjadi lebih lengang. Namun, dia yakin, hal itu justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk kegembiraan warga Yogyakarta menyambut pengesahan Undang-Undang Keistimewaan dan pelantikan Gubernur. “Ini ungkapan mangayu bagyo masyarakat dengan cara mereka,” katanya.
ANANG ZAKARIA
Berita lain:
2/3 Bintang Film Porno Jepang Jadi Pelacur
Gaji Menteri Tak Cukupi Kebutuhan Siti Fadilah
Seberapa Sering Idealnya Suami Istri Bercinta?
Kata Siti Fadilah Soal Uang ke Cici Tegal
FPI Tolak Wagub DKI Pimpin Lembaga Islam