TEMPO.CO, Jakarta - PT MedcoEnergi akan menaikkan harga jual gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang milik PT Perusahaan Listrik Negara di Sumatera Selatan sebesar 135,29 persen. Berdasarkan amandemen ke-4 Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), disepakati, harga gas yang semula US$ 2,55 per juta British Thermal Unit (MMBTU) naik menjadi US$ 4,7 sampai US$ 6,0 per MMBTU.
"Hal ini dibutuhkan untuk menjaga tingkat keekonomian pengembangan proyek gas serta pengoperasian lapangan gas bumi kami," kata Lukman Mahfoedz, Presiden Direktur dan CEO MedcoEnergi dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Oktober 2012. Pasokan gas dari Medco ke PLN sebanyak 20 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Baca Juga:
Dalam amandemen ini, harga baru disepakati berlaku mulai Juni 2013. Kenaikan harga gas tersebut diperkirakan akan menambah pendapatan kotor sekitar US$ 39 juta bagi pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, kenaikan harga gas ini akan menaikkan biaya pokok produksi listrik. Dengan harga gas US$ 2,55 per MMBTU, maka BPP Rp 570 per kilowatt-jam. "Bila harga US$ 4,7 per mmbtu, BPP kira-kira Rp 750 per kilowatt-jam. Kalau harga gas US$ 6 per MMBTU, BPP sekitar Rp 900 per kilowatt-jam," kata Suryadi ketika dihubungi secara terpisah, Rabu, 10 Oktober 2012.
Suryadi mengatakan, pada 2013, rata-rata harga gas yang diterima oleh PLN sebesar US$ 9,8 per MMBTU. Pada 2012, rata-rata harga gas yang diterima PLN US$ 6,12 per MMBTU. "Prinsipnya semua harga gas akan naik," kata Suryadi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, R. Priyono, mengatakan akan mengamandemen sejumlah harga jual gas di dalam negeri. Kenaikan harga ini untuk menggenjot penerimaan negara dari gas bumi.
DPR meminta renegosiasi harga gas ini dapat menambah pendapatan negara sebesar US$ 1 miliar pada tahun anggaran 2013. Pada 2013, lifting gas ditargetkan sebesar 1,36 juta barel setara minyak per hari.
BERNADETTE CHRISTINA