TEMPO.CO, Mexico City - Otoritas Meksiko memastikan bahwa lelaki yang terlibat dalam adu tembak dengan pasukan Angkatan Laut di sebelah utara perbatasan negara bagian Coahuila, Senin, 8 Oktober 2012, adalah Heriberto Lazcano', bos kartel obat bius Zetas.
Namun, jelas pejabat Meksiko, beberapa jam usai pengumuman kematiannya, Selasa, 9 Oktober 2011, sekelompok pria bersenjata menggerebek rumah pemakanan tempat mayat Heriberto Lazcano' dibaringkan.
"Salah seorang dari pria bersenjata bertopeng mengambil mayat dan memaksa pemilik rumah duka membawa pergi jenazah dengan kendaraan," kata Homero Ramos, jaksa penuntut umum Coahuila dalam acara jumpa pers.
Angkatan laut Meksiko mengatakan, mereka telah mengambil sidik jari mayat, sebelum jenazahnya dibawa pergi telah dicococokkan dengan catatan tentang Lazano yang juga dikenal sebagai El Lazca. Koresponden Al Jazeera, Adam Raney, melaporkan dari Mexico City, mengatakan, tampaknya pemerintah mungkin "malu" dengan hilangnya mayat Lazcano.
"Ini seharusnya menjadi peristiwa besar kemenangan pemerintah atas kartel obat bius atau bualan paling besar Presiden Felipe Calderon. Ini adalah hasil tangkapan paling besar atau pembunuhan yang disaksikannya dan kami tidak mendengar apapun darinya, tidak juga dari akun Twitter," katanya.
Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan, pasukan Angkatan Laut Meksiko mengklaim berhasil membunuh Heriberto Lazcano, pemimpin kartel obat bius Zetas, dalam sebuah drama adu tembak di kawasan Progreso, sekitar 125 kilometer sebelah barat perbatasan Negara Bagian Coahuila.
Angkatan Laut mengatakan dalam pernyataan pers, ada bukti kuat bahwa mayat salah satu dari dua pria yang tewas dalam adu tembak adalah Lazcano yang dikenal sebagai "El Lazca." Namun, perlu ada uji forensik guna memastikan identitas korban.
"Informasi (kebenaran) diperoleh setelah uji forensik yang menyebutkan bahwa salah satu mayat yang ditembak itu adalah Heriberto Lazcano," demikian pernyataan Angkatan Laut seperti dikutip kantor berita Associated Press, Senin, 8 Oktober 2012.
Lazcano yang dikenal juga dengan sebutan "El Verdugo" atau "Executioner" kerap melakukan pembunuhan massal dan penculikan. Dia juga diduga terlibat dalam ratusan kasus pembunuhan, termasuk pembunuhan pada 2004 terhadap Fransisco Ortiz Franco, chief editor koran mingguan di Tijuana yang kerap melaporkan perdagangan obat bius. Ortiz Franco ditembak di depan dua anak-anaknya yang masih bocah saat dia meninggalkan klinik.
Beberapa pengamat mengatakan kematiannya akan menjadi sebuah kemenangan bagi pemerintah Meksiko dalam upaya memerangi kartel obat bius.
Pemerintah Amerika Serikat pernah mengumumkan sayembara berhadiah US$ 5 juta atau sekitar Rp 48 miliar, sedangkan Meksiko menyiapkan uang US$ 2,3 juta atau sekitar Rp 22 miliar bagi siapa saja yang sanggup memberikan informasi keberadaan Lazcano.
Di bawah kepemimpinan Lazcano, Zetas banyak merekrut orang, di antaranya dari bekas serdadu Meksiko dan tentara Guatemala untuk melatih teknik dan strategi kontra-pemberontak.
Zetas pernah pecah menjadi beberapa faksi, terakhir terjadi di antara bos Zetas pada 2010. Lazcano merupakan salah satu pemimpin faksi, sedangkan faksi lainnya dipimpin oleh Miguel Angel Trevino Morales. Sejak itu, pertempuran di kalangan kartel terus berkecamuk guna memperebutkan penguasaan bisnis obat bius di kawasan sebelah timur laut Meksiko, basis tradisional kartel Teluk.
Dalam masa pemerintahan Presiden Felipe Calderon selama enam tahun, hampir 50 ribu orang dipercaya telah meregang nyawa akibat kekerasan yang diorganisasi oleh kelompok penjahat obat bius.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL