TEMPO.CO, Makassar - Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Mudji Waluyo, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat memberikan penghargaan terhadap 187 anggota Kepolisian Republik Indonesia di lingkup Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat di kantor SPN Batua, Kamis, 11 Oktober 2012.
"Ke depan harus dievaluasi pemberian penghargaan, harus lebih selektif dan bisa dipertanggungjawabkan, harus terukur," kata Mudji Waluyo, Kamis, 11 Oktober.
Mudji kesal lantaran sejumlah petugas yang diusulkan memperoleh penghargaan tidak mampu menjawab dengan benar atas pertanyaan tentang alasan diberikannya penghargaan terhadap dirinya.
Mudji sampai memanggil sejumlah personel berprestasi untuk "diinterogasi". Pihaknya akan mengecek setiap usulan penerimaan penghargaan. "Dasarnya harus ada, kalau tidak, penghargaan itu cacat," ujarnya. Beberapa petugas yang diminta melapor ke Mudji itu antara lain empat petugas yang terlibat dalam penangkapan bandar narkoba asal Malaysia di Kabupaten Sidrap.
Pengedar barang haram dengan barang bukti 36 gram sabu ditangkap saat petugas melakukan razia, bukannya berdasar pada penyelidikan. Seluruh tim, sebanyak 24 orang, diusulkan pihak kepolisian setempat memperoleh penghargaan. Padahal, hanya dua polisi yang terlibat langsung mendapati serbuk haram di kendaraan si pengedar. "Tidak mesti semua menerima," kata Mudji.
Personel Polres Gowa juga sempat dicecar pertanyaan oleh Mudji atas klaim prestasi pihaknya yang berhasil menyita badik sebanyak 60 buah dalam operasi senjata tajam, senjata api, dan bahan peledak. Mudji bertambah kesal saat bertanya maksud dilakukannya Operasi Cipta Kondisi. Dari sekitar tiga polisi berprestasi yang menjawab, tidak seorang pun memuaskannya.
Rata-rata menjawab untuk menciptakan situasi aman dan kondusif di masyarakat. Padahal, kata Mudji, Operasi Cipta Kondisi bertujuan untuk mendukung operasi kepolisian selanjutnya. Contohnya, sebelum Operasi Ketupat untuk Lebaran, pasti diawali Operasi Cipta Kondisi. "Untuk membuat aman, itu tujuan akhir," kata dia.
Meski kecewa, pemberian penghargaan akan tetap dilakukan. Namun, pihaknya memastikan akan melakukan evaluasi terkait hal tersebut. Alasan dia, mereka yang berprestasi akan menjadi panutan. Karena itu, penghargaan tidak boleh sembarangan diberikan.
Meski begitu, tidak semua petugas membuat Mudji geram. Dua personel Polres Mamasa dinilainya bekerja cukup baik dan pantas mendapat penghargaan. Keduanya berprestasi. Masing-masing menangkap rekan sendiri, oknum polisi pengedar narkotik, dan mengungkap kasus pembakaran kantor dinas pendidikan setempat.
Kepala Subbagian Penerangan Masyarakat Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Ajun Komisaris Besar Muh. Siswa, mengatakan, pemberian penghargaan terhadap polisi berprestasi mengacu pada usulan setiap kepolisian resor. Penghargaan diberikan pada bidang operasional, seperti penangkapan dan bidang pembinaan.
"Jumlah anggota Polri yang berprestasi 187 orang. Perinciannya, masing-masing berpangkat, yakni dua orang AKBP, delapan orang kompol, 23 orang AKP, lima iptu, sembilan Ipda, dan 140 bintara," kata dia. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan penghargaan terhadap sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, pimpinan media, pihak eksekutif dan legislatif, serta pengusaha.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Terpopuler:
KPK Sudah Pegang Bukti Keterlibatan Anas
Nazaruddin Ancam Tak Akan Bernyanyi Lagi
Perselingkuhan Ibu Negara Prancis Terungkap
Neneng Sri Wahyuni Cemburu Kepada Angie
Dahlan Iskan: Ada BUMN Jadi Mayat