TEMPO.CO, Jakarta - Museum Fitzwilliam bekerja sama dengan para ilmuwan Universitas Cambridge menganalisis komposisi manuskrip. Mereka menggunakan serat optik dan teknologi X-ray untuk menganalisis pigmen dan mengungkap sketsa pada lukisan.
Pekerjaan ini merupakan bagian dari sebuah proyek bernama Miniare. Sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan seni.
"Seniman memiliki pengetahuan fantastis tentang bagaimana mendapatkan efek yang mereka inginkan dari pigmen yang mereka gunakan," ujar Spike Bucklow, salah satu anggota tim. Menurutnya, penelitian ini akan membantu membongkar seni iluminasi manuskrip.
Tim peneliti ini menggunakan teknik pencitraan visual seperti X-ray fluorescence. Teknik tersebut membantu mengidentifikasi bagaimana dan di mana pigmen dibuat. Bahan uji mereka adalah manuskrip dari Eropa, Afrika, dan Asia yang berasal dari rentang waktu 1350 SM hingga abad ke-19.
Tim berharap proyek ini didanai oleh Isaac Newton Trust dan sponsor swasta lainnya. Sehingga analisis dapat diperluas hingga 2.000 naskah yang dikoleksi oleh Museum Fitzwillian maupun milik beberapa perpustakaan perguruan tinggi.
BBC | ISMI WAHID
Berita Lain:
Setengah Polos, Model Tabrak 7 Orang
Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro
Saat Diperiksa, Model Penabrak 7 Orang Malah Joget
Alamat Model yang Tabrak Tujuh Korban Ternyata Palsu
Tabrak 7 Orang, Model Berbikini Dengar Bisikan Gaib