TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat meyakini penyebab kecelakaan pesawat Hawk 200 di Kampar, Riau, bukan kelalaian penerbang (human error).
"Saya yakin bukan human error, mungkin mesinnya. Berdasar pengalaman, kalau eject (keluar dengan kursi lontar), berarti ada emergency, ada sesuatu sehingga dia meninggalkan pesawat," kata Imam di Istana Negara, Selasa, 16 Oktober 2012.
Sebelum terbang, kata Imam, pesawat telah mendapat pemeriksaan utuh, termasuk pengecekan mesin. Namun Imam belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. PPKPT (Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang) dari Angkatan Udara akan melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan secara internal.
Satu pesawat jenis Hawk 200 jatuh sekitar pukul 11.45 tadi di perumahan Pandau, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Riau. Pesawat yang dipiloti oleh Letnan Dua Reza Yori Prasetyo ini jatuh hanya sekitar tiga kilometer dari Landasan Udara TNI di Pekanbaru, Riau. Tidak ada korban jiwa karena pilot penerbang sempat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.
Imam juga menjelaskan, Reza sudah mendapatkan pembinaan cukup lama sebelum diizinkan membawa Hawk 200. "Biasanya, habis dari Akademi Angkatan Udara, sekolah penerbang 1,5 tahun, kemudian konversi enam bulan, lalu training dua siklus lagi. Di skuadron mungkin sudah sekitar 1-2 tahun," kata Imam.
ARYANI KRISTANTI
Berita terpopuler lainnya:
Kata Pengamat Soal Jokowi Turun ke Lapangan
PPATK: Laporan Kasus Simulator Pernah Diabaikan
Wali Kota Depok Minta Uang ke Gubernur Jokowi
Apa Pesan MUI Buat Jokowi ?
Begini Pesan PDI Perjuangan untuk Joko Widodo