TEMPO.CO, Jakarta - Kesalahan pendaratan di Bandara Tabing, Padang, Sumatra Barat, bukan pertama kali terjadi. Menurut Subkomite Udara KNKT Masruri saat dihubungi Senin, 15 Oktober 2012, kesalahan pendaratan di bandara, yang saat ini telah menjadi landasan udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara sejak 2005, itu adalah kejadian yang kedua kali.
"Saya lupa tepatnya kapan. Sekitar 2006 juga pernah ada kejadian serupa," kata Masruri. Ia menjelaskan, dua pesawat nahas itu sama-sama salah mendarat. Pesawat seharusnya mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, tetapi malah menyasar ke Bandara Tabing.
Kedua bandara tersebut memang berlokasi tidak terlalu jauh. Jarak kedua bandara, yang sama-sama terletak di Kota Padang tersebut, hanya terpaut sekitar 15-18 kilometer.
Sabtu, 13 Oktober 2012 pekan lalu, pesawat Sriwijaya Air dari Bandara Polonia, Medan, salah mendarat di Bandara Tabing, Sumatera Barat, sekitar pukul 17.06 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan SJY021 itu seharusnya mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat. (Baca: Pesawat Sriwijaya Air Salah Mendarat)
Tidak ada korban jiwa mau pun luka akibat kesalahan pendaratan itu. Sebab, pesawat hanya salah lokasi pendaratan dan tidak terjadi kecelakaan fisik. Seluruh awak kapal dan penumpangnya dapat turun dengan selamat tanpa terluka sedikit pun.
"Namun, yang jelas kami akan terus menginvestigasi penyebab kesalahan pendaratan ini," kata Masruri. Selain berisi analisis penyebab kesalahan pendaratan, kata dia, hasil investigasi juga akan berisi rekomendasi kepada pihak-pihak terkait seperti pemerintah dan maskapai. "Kami tidak akan memberikan rekomendasi berupa sanksi, tetapi akan memberikan rekomendasi agar kejadian serupa tidak berulang di kemudian hari," kata Masruri.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Agus Soedjono tak mau berspekulasi soal penyebab salahnya pendaratan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY021. "Sudah ada lembaga yang ditunjuk untuk mencari penyebab itu, KNKT. Kami menghargai KNKT. Karena itu, kami belum bisa bilang apa pun," katanya.
Dia memastikan semua pilot dan co-pilot selalu mengikuti prosedur tetap, termasuk petunjuk pelaksanaan dalam penerbangan.
RAFIKA AULIA
Berita Lainnya:
Pesawat Tempur Jatuh:Sudah Rusak atau Salah Pilot?
Pesawat Jatuh Sedang Latihan untuk Angkasa Yudha
Jokowi Jadi Gubernur, Solo-Jakarta Kini Bersaudara
Ini Topan Terdahsyat di Bumi
Rieke Diah Lebih Sreg Berpasangan dengan Teten