TEMPO.CO, Berlin - Para peneliti Jerman mengatakan mereka telah mengidentifikasi bagaimana trauma emosional - dari memenangkan lotre hingga kehilangan kekasih - berpotensi mematikan. Mereka menyatakan, apa yang disebut sebagai sindrom patah hati ini bisa memicu bencana yang berpotensi mematikan dalam proses yang sangat cepat.
Mirip dengan stroke atau jantung koroner, sindrom patah hati menyebabkan tubuh memproduksi hormon stres adrenalin dan lainnya dalam jumlah berlebih. Peneliti utama Christoph Nienaber, direktur kardiologi di University Clinic of Rostock, menyatakan, kondisi stres parah mempersempit arteri koroner dan mengacaukan sirkulasi darah. Kondisi ini juga mempengaruhi klep bagian bawah ruang pompa utama jantung, memaksa bagian atas untuk bekerja lebih keras mengimbanginya.
Kurangnya darah beroksigen mencapai seluruh tubuh - dan terutama jantung - penyebab sesak napas, nyeri, dan kehilangan kesadaran. Pasien bisa meninggal akibat serangan jantung, atau otak dan tubuh kekurangan oksigen.
"Korban berjuang untuk bernapas, merasa lemah dan memiliki rasa sakit di dada yang merupakan gejala khas serangan jantung," kata Nienaber. Ia menyebut salah satu pasiennya, seorang wanita 78 tahun yang selalu segar-bugar kesehatannya turun drastis setelah ia bersengketa dengan tetangganya.
Profesor Nienaber mengatakan sindrom patah hati kebanyakan mempengaruhi wanita yang telah mengalami menopause antara usia 50 dan 70 tahun. "Kami masih tidak yakin mengapa kelompok ini yang paling terpengaruh," katanya. "Satu teori adalah bahwa tubuh wanita bereaksi kuat terutama untuk menekankan hormon setelah menopause."
Angka saat ini menunjukkan bahwa sekitar 2 persen dari 300 ribu kasus serangan jantung di Inggris setiap tahun disebabkan karena "lonjakan emosi mendadak".
Dokter telah lama mengetahui stres dapat memicu masalah jantung. Penelitian sebelumnya menunjukkan risiko serangan jantung meningkat sepuluh kali lipat dalam 48 jam setelah kematian orang yang dicintai.
Pada bulan Agustus, Marcus Ringrose sedang duduk di mejanya menanggapi surat belasungkawa tentang kematian istrinya, ketika ia mengalami serangan jantung fatal. Aktris Doktor Who, Mary Tam, wanita yang sudah dinikahinya selama 34 tahun, meninggal 12 hari sebelumnya karena kanker.
MAIL ONLINE | TRIP B