TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mencatat, omzet obat tradisional pada 2011 mencapai Rp 11 triliun dan tahun ini diperkirakan mencapai Rp 13 triliun. “Terus naik menjadi Rp 20 triliun pada 2015 mendatang,” kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat pada Pameran Produk Industri Kosmetik dan Obat Tradisional, Selasa, 16 Oktober 2012.
Dari omzet sebesar itu, pemerintah menargetkan ekspor obat tradisional mencapai Rp 16 triliun. "Pemerintah sangat yakin target itu tercapai, dan saya harapkan teman-teman pengusaha juga memiliki optimisme yang sama," kata Hidayat.
Selain menghasilkan omzet yang cukup tinggi, industri obat tradisional telah menyerap ratusan ribu tenaga kerja di berbagai daerah. Saat ini, tercatat 10 industri jamu skala besar dan lebih dari 1.000 industri jamu skala kecil dan menengah yang terbesar di berbagai wilayah indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Melihat perkembangan itu, kata Hidayat, dapat disimpulkan bahwa industri obat tradisional dalam negeri telah tumbuh sebagai salah satu industri andalan dalam negeri yang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional. "Perkembangan produk obat tradisional telah memberikan hasil yang menggembirakan, baik dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja," katanya.
Walau industri obat tradisional terlihat menggembirakan, Hidayat mengatakan, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi industri jamu dalam negeri. Ia mengatakan, potensi bahan baku dalam bentuk herbal yang luar biasa melimpah belum berhasil dimanfaatkan pelaku usaha dengan optimal. Industri obat tradisional juga harus bersaing dengan produk obat tradisional impor yang masuk ke pasar domestik dan merebaknya penggunaan bahan kimia dalam obat tradisional yang memperburuk citra jamu Indonesia.
Untuk itu, pemerintah berjanji akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar usaha jamu dalam negeri terus bergairah sehingga industri jamu dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Pemerintah telah mendukung investasi jamu dalam negeri dalam bentuk tax allowance, pembebasan bea masuk atas impor mesin, dan bahan industri jamu," kata Hidayat.
RAFIKA AULIA
Berita terpopuler lainnya:
Pesawat Sriwijaya Air Salah Mendarat
Ramai-ramai Menyelewengkan ''Beras Miskin''
Gita Wirjawan Jualan Manggis di Selandia Baru
Investasi Reksa Dana Masih Minim Peminat
Rupiah Sulit Beranjak Dari 9.600
BPK Audit LSerentak Freeport, Antam, dan Newmont