TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan belum bisa menanggapi temuan Badan Pemeriksa Keuangan atas adanya dugaan kerugian investasi oleh PT Pertamina (persero) di Australia. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, Menteri Dahlan menyatakan baru akan bertemu dengan jajaran direksi Pertamina siang hari ini.
"Saya belum dapat laporan, tapi nanti saya cek dalam pertemuan dengan Pertamina hari ini," kata Menteri Dahlan saat ditemui seusai rapat pimpinan Kementerian BUMN di Perum Perumnas, Selasa, 16 Oktober 2012.
Sejauh ini, Menteri Dahlan belum bisa membeberkan hasil evaluasi atas kinerja PT Pertamina. Sebab, ini terkait minyak bumi dengan kinerja yang bersifat fluktuatif. "Ini kan soal minyak. Kalau lagi baik, untungnya besar. Kalau tidak, ya kecil," kata dia.
Termasuk mengenai pilihan lokasi berinvestasi, Dahlan juga belum mau berkomentar banyak. Kementeriannya harus melihat ulang dulu proses awal dimulainya investasi.
"Kalau investasi sudah dihitung dengan benar, termasuk risiko investasi tanpa ada tendensi bermain-main, meski rugi, saya tidak akan permasalahkan. Kecuali ditemukan perhitungan yang disengaja dari awal, tentu tidak bisa diampuni," kata Dahlan.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan kegiatan investasi Pertamina di Australia tidak dicatat dan dimasukkan ke Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Bahkan, kegiatan investasi senilai AUS$ 66,2 juta atau Rp 568 miliar di Blok Basker Manta Gummy di Australia itu dihapuskan dari aset minyak dan gas bumi.
Pemeriksaan juga menemukan bahwa target akuisisi dan harga beli belum diketahui saat RKAP disusun. Bahkan RKAP revisi 2010 tidak bisa menunjukkan adanya peningkatan kuota produksi minyak karena digabung dengan hasil investasi di Blok Offshore North-West Java.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Muhamad Husen mengatakan, investasi di Negeri Kanguru itu akan ditinjau ulang. Saat ini, kepemilikan saham Pertamina di sana sejak 2009 hanya 10 persen. Ia berharap, kajian ulang ini selesai dalam waktu satu bulan.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Penyidikan Rekening Gendut Terhenti Faktor Rahasia
Yuri Siahaan, Penyidik KPK Target Kedua Polri
Dua Polisi Diduga Hilang di Sarang Teroris
Ahok Jadi Wagub DKI, Ini Komentar Anaknya
AJI Desak Jokowi Hapus Anggaran untuk Wartawan