TEMPO.CO , Seattle - Bumi pernah diguncang topan dahsyat pada 12 Oktober 1979. Kala itu, menurut catatan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sebuah topan yang berembus dengan kecepatan 306 kilometer per jam muncul saat cuaca ekstrem bergejolak di atas Pasifik barat.
Topan yang dijuluki Super Tip tersebut berkekuatan sangat besar ketimbang topan-topan lainnya yang pernah didokumentasikan NOAA. Tekanan pusat topan super itu sebesar 25,69 inci Hg, setara dengan tekanan permukaan laut terendah yang pernah diamati di bumi. Semakin rendah tekanan udaranya, semakin dashyat kekuatan topan.
"Selain memiliki intensitas tak tertandingi, topan Super Tip diingat karena ukurannya yang sangat besar," demikian dilansir NOAA, Senin, 15 Oktober 2012, seperti dikutip Livescience.
Diameter topan Super Tip membentang sekitar 2.220 kilometer. Angka ini persis sama dengan jarak dari Kota New York ke Dallas. Dengan demikian, Super Tip ditetapkan sebagai topan terbesar dan terdahsyat di bumi.
Kekuatan topan Super Tip di Pasifik nyaris disaingi sejumlah "rivalnya" yang pernah mampir di Atlantik. Topan Wilma, yang terjadi pada 2005, misalnya, tercatat memiliki tekanan 26,04 inci Hg; topan Gilbert (1988) dengan tekanan 26,22 inci Hg; dan topan terdahsyat, Katrina (2005), dengan tekanan 26,64 inci Hg.
Menurut George Dunnavan dan Dierks John, dua analis topan Amerika, sebanyak 40 pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat kala itu bergegas terbang mendekati topan Super Tip untuk melakukan misi pengamatan. "Jarak terdekat pemantauan siklon tropis yang pernah dicatat," ujar mereka.
Jepang adalah negara yang paling hancur akibat serangan Super Tip. Topan memang perlahan melemah sebelum akhirnya lenyap di laut selatan Jepang pada hari itu juga. Namun Super Tip telah memporak-porandakan pulau utama di Jepang, Honshu, sehingga membekas selama satu dekade sesudahnya. "Tip menewaskan 86 orang dan melukai ratusan lainnya," NOAA menyatakan.
Angin superkencang yang dipancarkan Super Tip merobohkan tangki penyimpanan bensin, sehingga menyebabkan ledakan dan kebakaran yang menyebar dengan cepat di markas Korps Marinir Amerika di Gunung Fuji. Peristiwa itu mengakibatkan satu orang tewas dan puluhan orang luka-luka.
Topan juga memicu banjir besar yang menghancurkan lebih dari 20 ribu rumah di Jepang. Ratusan bencana tanah longsor menyertai banjir tersebut. "Bangunan bertingkat tinggi di Tokyo tampak berayun saat terkena embusan topan," ujar NOAA.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terpopuler lainnya:
Ternyata Einstein Senang Berjemur di Pantai
Singa ala Bob Marley dari Etiopia
Robot Bawah Air Bikin Peta 3D Es Antartika
Sombrero Raksasa di Altiplano Puna
Alat Pemantau Gunung Berapi Akan Dimodernisasi