TEMPO.CO, Jakarta -- Gubernur baru DKI Jakarta, Joko Widodo, bakal memulai hari-hari awal kerjanya dengan berkeliling Jakarta. Planolog Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyebutkan sejumlah titik yang perlu dikunjungi Jokowi di seantero Jakarta.
Pertama, Yayat menunjuk kawasan Tambora, Jakarta Barat, sebagai tempat yang wajib dikunjungi mantan Wali Kota Surakarta tersebut. "Yang rawan kebakaran, Tambora. Jokowi perlu tinjau rusun sewa yang padat di sana," ucap dia ketika dihubungi, Senin, 15 Oktoberr 2012.
Dia mengatakan, selain soal penataan lingkungan rusun, Jokowi harus mengecek akses pemadam kebakaran ke kawasan tersebut. Termasuk kemampuan peralatan yang sudah ada, yaitu fire motor. "Fire motor ada atau tidak?”
Selanjutnya, ia menyarankan Jokowi datang ke kawasan rawan banjir, mengingat curah hujan yang tinggi pada Oktober. Dia mencontohkan wilayah Pesanggrahan dan Cipulir, Jakarta Selatan, serta Kampung Pulo, Jakarta Timur. Masih di Jakarta Selatan, Yayat meminta Jokowi menyorot kawasan yang berubah fungsi dari perumahan menjadi kawasan komersial baru, seperti Panglima Polim dan Fatmawati. Apalagi warga di sana tercatat juga menolak mass rapid transit (MRT) layang dan hanya ingin MRT bawah tanah.
Di Jakarta Utara, Jokowi direkomendasikan mengunjungi kawasan kumuh di Pademangan, kolong-kolong jembatan, serta dekat pelabuhan. Tak ketinggalan, wilayah yang terkena imbas rob, Muara Angke dan kampung-kampung nelayan.
Bergeser ke Jakarta Timur, masalah klasik: macet, sudah menunggu diurai di kawasan Pasar Kramat Jati. Wilayah Kebon Pala juga dirasa penting. Selama bertahun-tahun, wilayah tersebut pun langganan banjir kiriman dari Bogor. "Di sana belum dilindungi oleh Kanal Banjir Timur,” ucap Yayat. Sedangkan, di Jakarta Pusat, kawasan kumuh nan padat seperti Pasar Senen dan Tanah Tinggi berada dalam daftar wajib kunjung.
Yayat mengingatkan, Jokowi sebaiknya berkunjung sambil membawa peta rencana kota dengan didampingi Satuan Kerja Perangkat Daerah setempat. Jadi dia bisa memantapkan koordinasi dalam menyelesaikan masalah di kawasan tersebut. "Langsung berkoordinasi dengan wali kota di sana."
Selama kunjungan, masih kata Yayat, Jokowi sebaiknya berdialog dengan warga untuk mengetahui solusi masalah dari kacamata mereka. "Misalnya bertanya, masyarakat setuju relokasi atau tidak?" Dengan begitu, kunjungan dapat dijadikan titik temu antara rencana pemerintah dan keinginan warga.
Lewat dialog, Jokowi dapat sekaligus memantik inisiatif warga dalam menyelesaikan masalah di kawasan mereka. "Masyarakat didorong untuk ambil inisiatif. Tidak semuanya harus dimulai dari pemerintah," kata dia. Yayat mencontohkan, macet dapat diatasi melalui kolaborasi dengan warga. "Misalnya, ada kegiatan warga yang mengganggu kelancaran lalu lintas."
Contoh lain, dalam mengatasi kebersihan drainase, menurut Yayat, Jokowi dapat memanfaatkan kemampuan komunikasi personalnya untuk meminta warga berhenti membuang sampah ke kali. "Jokowi membuat inisiatif suasana positif dalam mendorong sanitasi komunal, misalnya."
ATMI PERTIWI
Baca juga:
Jokowi Gunakan Mobil Bekas Foke
Jokowi Gratiskan Jajanan untuk Pendukungnya
Wawancara Jokowi: Kuncinya Redesain Tata Ruang
Jokowi Lanjutkan Proyek Warisan Foke
Jokowi Boyong Ranjang Kesayangan ke Rumah Dinas