TEMPO.CO, Jakarta - Dua ilmuwan, Siti Musdah Mulia dan Yudi Latif, menerima penghargaan Nabil Award dari Yayasan Nation Building. Mereka dinilai mampu dan berani berjuang tanpa henti untuk terus meneguhkan kemanusiaan dan memperkuat identitas kita sebagai masyarakat Indonesia.
“Kedua ilmuwan ini berjuang tanpa henti untuk memperkuat dan meneguhkan identitas bangsa,” kata anggota dewan juri Nabil Award, Yerry Wirawan, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis, 18 Oktober 2012.
Menurut Yerry, Musdah adalah perempuan pemberani yang berani bersuara dan menjadikan Islam sebagai komunitas yang teduh, dialogis, dan inklusif. Guru Besar IAIN Syarif Hidayatullah ini menawarkan perspektif baru dan menawarkan keadilan serta kesetaraan gender.
“Beliau menawarkan Islam yang ramah sekaligus membangun Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan HAM,” ujar Yerry.
Sedangkan Yudi Latif dinilai sebagai anak muda yang bersinar saat ini. Yudi menawarkan ide-ide tentang Islam, demokrasi, pluralisme, dan pancasila.
Lewat buku terbarunya, Negara Paripurna, Yudi memaparkan keberagaman masyarakat Indonesia, yang tidak disatukan oleh agama atau suku bangsa tertentu. “Usaha Yudi, yang mampu memberikan tafsiran tentang Pancasila dengan napas pluralisme dan inklusivisme, layak diapresiasi,” tutur Yerry.
Anugerah Nabil Award diberikan kepada individu dan lembaga yang telah berjasa bagi pengembangan proses national building Indonesia melalui penelitian, karya ilmiah, dan aktivitas lainnya. Ilmu-ilmu sosial itu diharapkan dapat memberi pencerahan kepada publik. Dengan melihat perjuangan dan dedikasi kedua pemenang, Nabil Award keenam ini menggunakan tema "Meneguhkan Kemanusiaan, Memperkuat Kebangsaan".
MITRA TARIGAN
Berita lain:
Tempo TV Tayangkan Program Sains
Tiket Konser Guns N Roses Sudah Bisa Dibeli
Eko ''Patrio'' Saring 21 Finalis Bintang Film Lupus
52 Tahun, Lagu Pop Daerah Tergilas Pop Indonesia
Pesta Musik Blues Digelar di Jakarta Hari Ini