TEMPO.CO, London – Lima puluh tahun setelah film James Bond pertama memberikan kesan mendalam mengenai agen rahasia Inggris, negara ini akan memiliki mata-mata dengan karakter yang sama sekali baru. Badan-badan intelijen negara itu kini mulai merekrut para remaja untuk dididik menjadi generasi baru “mata-mata cyber”.
Menteri Luar Negeri Inggris Willian Hague mengumumkan hal ini, Kamis, 18 Oktober 2012. Menurut dia, mereka akan merekrut dan melatih sekitar 100 remaja berusia 18 tahun untuk menjadi agen rahasia generasi baru ini. Sebagian besar dari mereka akan menjadi staf GCHQ (The Government Communications Headquarters)–badan intelijen Inggris yang menangani bidang komunikasi elektronik sekaligus merupakan pusat monitoring dan jantung pertahanan cyber negara ini. Beberapa yang lain akan bekerja untuk dua badan intelijen, M15 dan M16.
Keputusan untuk merekrut remaja yang baru lulus sekolah menengah merupakan langkah baru. Sebelumnya, badan intelijen Inggris hanya merekrut lulusan universitas.
Bicara di Bletchley Park, Hague mengatakan sangat penting mempekerjakan orang-orang yang paling berbakat di negara itu untuk mengamankan dunia cyber Inggris di masa depan. Bletchley Park merupakan kantor pusat GCHQ di zaman Perang Dunia Kedua dan menjadi pemecah kode bagi Inggris selama perang.
“Orang muda merupakan kunci sukses negara kita pada masa depan, seperti yang terjadi pada masa perang dahulu,” kata Hague. “Saat ini kita tidak sedang berperang, namun saya melihat setiap hari ada serangan yang disengaja terhadap kekayaan intelektual dan jaringan cyber milik pemerintah di Inggris.”
Menteri Keamanan James Brokenshire mengatakan kepada NBC News bahwa pemerintah Inggris selalu mencari orang terbaik, tidak peduli dari mana mereka berasal.
Program rekrutmen baru ini diberi nama Single Intelligent Account. Melalui program magang ini, pelajar yang memenuhi kualifikasi di bidang sains, teknologi, atau teknik akan menjalani pelatihan mengenai komunikasi, keamanan, dan teknik selama dua tahun, sebelum ditempatkan pada satu lembaga intelijen. Program ini mengandalkan keahlian “generasi Xbox” yang tumbuh dalam dunia sosial media, jaringan global, dan game interaktif.
CNBC | PHILIPUS PARERA