Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malala Yousafzai Sadar dari Koma  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Malala Yousufzai, seorang siswi asal Pakistan yang ditembak oleh Taliban pada 9 Oktober 2012 karena berbicara menentang militan dan mengkampanyekan pendidikan bagi anak perempuan, di Lembah Swat, Pakistan, dalam foto tanpa tanggal. REUTERS/Stringer
Malala Yousufzai, seorang siswi asal Pakistan yang ditembak oleh Taliban pada 9 Oktober 2012 karena berbicara menentang militan dan mengkampanyekan pendidikan bagi anak perempuan, di Lembah Swat, Pakistan, dalam foto tanpa tanggal. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, London - Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang baru berusia 15 tahun dan ditembak secara brutal oleh Taliban karena perannya menjadi aktivis pendidikan untuk wanita, terbangun dari koma dan berhasil berdiri di ruangannya, di sebuah rumah sakit di London, Jumat lalu.

Malala dikabarkan tampak lebih berseri-seri dan warga Pakistan pun menyambut kabar terakhir ini dengan gembira. Bahkan, putri Benazir Bhutto menulis dalam Twitter-nya: “Keajaiban hari ini! Malala sanggup bangun dan berdiri.”

Kisah tragis penembakan Malala menghiasi halaman-halaman muka seluruh media di Pakistan, bahkan di seluruh dunia.

Gayle Lemmon, Deputy Director of the Women and Policy program of the Council on Foreign Relations, menyebut Malala sebagai simbol begitu banyak remaja dan wanita muda.

“Dia menjadi simbol bagi remaja muda lainnya yang tidak pernah Anda temui, yang sangat berani menghadapi bahaya diserang zat asam atau diracun untuk sebuah tindakan sederhana saja, yakni hanya duduk dan belajar di kelas,” kata Lemmon yang juga adalah penulis buku laris tentang kehidupan di bawah Taliban, The Dressmaker of Khair Khana.

Dia melanjutkan, “Kamu bisa saja membunuh anak berusia 15 tahun, tapi kamu tidak bisa membunuh sebuah ide dan saya yakin ia (Malala) akan lebih punya kekuatan penuh, menjadi sebuah simbol perlawanan hanya dengan pergi ke sekolah setiap hari.”

Lemmon, yang berbicara pada acara CBS This Morning: Saturday, menambahkan lagi bahwa pada 2009 Malala pernah mengatakan, “mereka tidak bisa menghentikan saya”.

“Dia benar-benar tidak akan berhenti, tidak akan tinggal diam, bahkan setelah dia ditembak sekalipun,” ujar Lemmon. “Dan saya tidak bisa membayangkan sekarang bagaimana dunia benar-benar menaruh perhatian terhadap perlawanan berani dari para gadis muda ini yang hanya mempersenjatai diri mereka dengan ransel di punggung utnuk pergi ke sekolah. Perlawanan ini tidak akan bisa dihentikan lagi sekarang.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Lemmon, jika nanti Malala kembali ke rumahnya di Pakistan, setelah pulih dan menjalani perawatan menyeluruh di Inggris, dia akan diterima sebagai pahlawan. Banyak gadis-gadis muda seperti Malala yang juga memiliki keberanian dan cerita yang sama.

“Sepanjang waktu mereka terus melawan, dengan dukungan ayah-ayah mereka, seperti yang dilakukan oleh Malala. Hampir tak ada seorang pun yang menaruh perhatian terhadap perlawanan diam mereka sampai sesuatu yang ekstrem terjadi, yang memaksa dunia menaruh perhatian untuk memperhatikan pertumbuhan gadis-gadis ini di negeri asalnya,” kata Lemmon.

Dia pun menceritakan selama bertahun-tahun ini sudah mewawancarai sejumlah wanita yang dengan berani mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendirikan ruang kelas dan gadis-gadis muda pemberani yang nekad tetap duduk di kelas itu.

Menurut Lemmon, dengan peristiwa penembakan Malala ini, dunia tidak mungkin akan melupakan perjuangan para gadis muda ini. Kalaupun dunia nanti akan melupakannya, para gadis ini akan tetap memperjuangkan hak mereka untuk tetap bersekolah.

Lemmon menambahkan, pada 2001, kurang dari 1 persen gadis-gadis di Afganistan yang bersekolah. Saat ini ada sekitar 3 juta perempuan yang pergi ke sekolah. Meski setiap hari mereka pergi ke sekolah di bawah ancaman dan mereka melawannya hanya dengan duduk dan belajar.

CBS NEWS | GRACE S GANDHI

Berita Terkait:
Siapakah Malala Yousafzai?

Perjuangan Malala Yousafzai Melawan Luka Tembak

Majalah Anak Ini Menulis Tips Bikin Bom Molotov

Timur Tengah Alami Suhu Terpanas Selama Ramadan

Tunisia Tetapkan Jam Malam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Pasukan kepolisian Afghanistan berusaha menolong seorang anak kecil usai terjadinya aksi bom bunuh diri dan bentrokan antara pasukan Afghanistan dan gerilyawan di sebuah masjid Muslim Syiah di Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2017. Serangan tersebut terjadi saat jamaah menjalankan ibadah shalat subuh. REUTERS
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.


Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ekspresi Presiden AS, Donald Trump saat menjawab pertanyaan media saat berada di pesawat kenegaraan Air Force One dalam perjalanannya menuju Palm Beach, beberapa jam sebelum memerintahkan serangan ke Suriah, 6 April 2017. AP Photo
Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam


Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Senjata Taliban yang diduga dipasok oleh Rusia. Cnn.com
Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan


Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.


Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Abdul Hasib, pemimpin ISIS. twitter.com
Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan


ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

Pasukan keamanan Afghanistan menyisir lokasi serangan bom di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Serangan bom bunuh diri di dekat gedung Kedubes AS ini  menewaskan 8 warga sipil dan 3 tentara AS. REUTERS/Omar Sobhani
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.


Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan yang terjadi dekat iring-iringan kendaraan militer NATO di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Twitter.com
Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa


Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Milisi Taliban membawa senjata berat saat berjaga berjaga-jaga ketika pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Manan Niazi, memberikan pidato kepada pejuang, di distrik Shindand Afghanistan, 27 Mei 2016. AP/Allauddin Khan
Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.


Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Anggota Tentara Nasional Afganistan menghadiri upacara wisuda kelulusan di Akademi Militer Afganistan di Kabul, Afganistan, 24 Januari 2016. AP/Rahmat Gul
Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.


Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Ilustrasi. zimbio.com
Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.