TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, disambut warga dalam Festival China Town ke-6 di Kawasan Glodok, Tambora, Jakarta Barat. Masyarakat beretnis Tionghoa pun berduyun-duyun menghadiri upacara peringatan kelahiran Dewa Fat Cu Kung atau yang dikenal sebagai dewa pembawa rezeki itu.
Gang selebar kurang lebih 2 meter di Petak Sembilan, Glodok, pun meriah oleh segala atribut berwarna merah, lengkap dengan atribut berwarna keemasan serta bunga-bunga. Menurut kepala kelenteng, Tjia Boen Kiat, atau yang akrab dipanggil Akiat, acara ini dilaksanakan tidak setiap tahun. "Tidak setiap tahun kami adakan acara ini, hanya jika dewa berkehendak," katanya kepada Tempo.
Akiat mengatakan, ritual dan komunikasi dengan dewa dilakukan dengan cara berdoa. Setelah itu, dua bilah kayu dilemparkan dan dilihat posisinya saat jatuh, apakah arahnya sejajar atau tidak. "Kalau sejajar berarti dewa tidak ingin menampakkan diri, dan dalam beberapa waktu terakhir kayunya tidak sejajar, yang artinya dewa ingin menampakkan diri," katanya.
Dewa lain juga harus diundang ke pesta tersebut, tapi diwakili patung dari tiap kelenteng yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. "Ritualnya sama seperti kayu tadi, jika mau hadir baru patungnya dibawa," ujar Akiat.
Tercatat 83 perwakilan dewa dari sejumlah kelenteng hadir dalam festival tersebut. Mayoritas yang ikut festival berasal dari Jakarta dan Tangerang. Bahkan, ada juga yang datang dari kelenteng di Manado dan Kalimantan. "Ada juga dari Kodam 15 TNI Semarang yang turut serta memeriahkan," kata Anton Sugiyadi.
Festival tahunan kali ini pun terasa lebih meriah dengan kehadiran Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Kebetulan, Basuki yang akrab dipanggil Ahok merupakan keturunan Tionghoa. Sambutan meriah pun dialamatkan kepada Basuki begitu ia tiba di lokasi.
Aksi saling dorong oleh warga yang berebut melihat wakil gubernur baru itu tak terhindarkan. Warga ingin bersalaman langsung dengan Basuki. "Saya ingin salaman dan melihat langsung, karena selama ini cuma bisa lihat dari televisi," kata Aceng, 41 tahun, yang tinggal di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
Basuki sumringah mendapatkan sambutan meriah di acara tersebut. Dia tetap sabar menyalami satu per satu warga yang telah menjulurkan tangannya. "Saya datang mewakili Gubernur yang berhalangan hadir, dan kami dari pemerintah menyambut baik acara tersebut," katanya, membuka acara.
Pemerintah, dikatakan Basuki, siap membantu pendanaan pelaksanaan festival itu. "Pada prinsipnya kami siap membantu, asalkan ada badan hukumnya saja untuk menerima bantuan setahun sekali," katanya.
Bantuan itu diucapkan Basuki lantaran festival China Town ini pernah batal dilaksanakan tahun 2010 silam karena minimnya anggaran. Basuki yang tiba sekitar pukul 12.30 WIB segera melepas arak-arakan yang akan melintasi kawasan Glodok, Hayam Wuruk, dan Mangga Besar. Usai melepas arak-arakan, warga terus berebut salaman dengan Basuki. Tak sedikit juga yang ingin berfoto bersamanya.
"Saya tadinya cuma ingin lihat langsung, tapi ternyata Pak Basuki malah mau berfoto bersama," kata Willy, 51 tahun, yang harus duduk di kursi roda karena menderita penyakit. Wajahnya sumringah karena bisa berfoto bersama sang Wakil Gubernur.
Berdasarkan pantauan Tempo, arak-arakan sepanjang 10 kilometer itu menimbulkan kemacetan cukup panjang. Arus lalu lintas dari arah Harmoni menuju Kota Tua macet parah. Hal itu disebabkan banyaknya pengendara motor yang berhenti dan pengendara mobil yang melambatkan kendaraannya untuk melihat festival unik tersebut.
DIMAS SIREGAR
Berita Terpopuler
Begini Tradisi Tawuran Diturunkan di Sekolah
Waspada, Jakarta Dikepung Tawuran Pelajar
Hujan Bakal Mengguyur Jakarta
Musim Pancaroba Diprediksi Sampai Akhir November
Apa yang Membuat Mereka Memberontak di Jalanan?
Saling Ejek dan Dendam, Pemicu Tawuran Pelajar