TEMPO.CO, Bantaeng - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta masyarakat Bantaeng, Sulawesi Selatan, untuk menanam kedelai. "Saya mendengar dan hari ini saya melihat (bahwa) iklim Bantaeng sepertinya cocok untuk kedelai," ujarnya di sela peresmian Pasar Lambocca, Bantaeng, Senin, 22 Oktober 2012.
Kabupaten Bantaeng terletak 120 kilometer di selatan Makassar. Wilayahnya
membentang seluas 395,83 kilometer persegi di ujung selatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sekitar 80 persen dari wilayah itu merupakan lahan kering yang cocok untuk bertanam palawija, termasuk kedelai.
Gita menyebut bahwa konsumsi kedelai di Indonesia sangat tinggi. Tiap tahun
kebutuhannya mencapai 2,5 juta ton. Di lain pihak, produksi nasional hanya sekitar 700 ribu ton per tahun. Oleh sebab itu, setiap tahun Indonesia harus mengimpor 1,8 juta ton kedelai. Swasembada, kata Gita, mungkin bisa dicapai dalam beberapa tahun. "Tapi harus dengan total football, gerak di semua sektor," ujarnya.
Untuk menghindari ketergantungan pada luar negeri, pemerintah kini tengah
menggenjot produksi kedelai dalam negeri. Salah satu caranya adalah melalui penetapan harga pembelian pemerintah untuk kedelai. "Inpresnya (Instruksi Presiden) akan segera diteken," kata Gita.
Inpres itu, kata Gita, kini telah memasuki tahap akhir. Secara prinsip, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyambutnya. Demikian juga kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian. Adapun Kementerian Keuangan sedang menghitung dampak fiskalnya.
Hanya saja, Gita enggan menyebut detil harga beli yang dimaksud. Yang pasti nilainya antara Rp 3.000 hingga Rp 7.500. "Kami cuma mau memberi rasa aman untuk petani yang menanam kedelai," ujarnya.
Setelah Inpres ditetapkan, harga pembelian pemerintah juga akan dievaluasi untuk menyesuaikan dengan fluktuasi harga pasar. Selain itu, menurut Gita, tak tertutup kemungkinan pemerintah akan menerapkan kembali bea masuk kedelai yang belum lama ini dihapus. "Saya rasa ya, agar kebijakan jangan tumpang tindih," ujarnya.
Di sisi lain, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengakui selama ini masyarakatnya tidak familiar dengan kedelai. Ladang-ladang di Bantaeng umumnya ditanami jagung dan ubi. "Tapi dengan saran Pak Menteri kami mungkin akan mencobanya, yaitu alih teknologi dari Jember," ujarnya.
Jember merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Indonesia. Produktivitasnya mencapai 3,5 ton per hektare, lebih tinggi dibanding nasional yang 1,1 ton per hektare. Dengan mengandalkan sektor kelautan, di antaranya budidaya rumput laut di sepanjang 22 kilometer di bibir pantainya, dan perkebunan apel dan strawberry di perbukitan, pertumbuhan ekonomi Bantaeng mencapai sekitar 10 persen tahun ini. Adapun Provinsi Sulawesi Selatan, pertumbuhannya sebesar 8,46 di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hingga semester dua tahun ini ada di level 6,4 persen.
PINGIT ARIA