TEMPO.CO, Vatikan – Paus Benediktus XVI menambahkan tujuh santo-santa baru dalam daftar orang kudus Gereja Katolik, Minggu, 21 Oktober 2012. Upacara kanonisasi para santo-santa tersebut disaksikan sekitar 80 ribu peziarah yang memenuhi pelataran Gereja St. Petrus, Vatikan.
Di antara tujuh santo-santa baru itu, dua dari Amerika Serikat, yakni Kateri Tekakwitha dan Ibu Marianne Cope, seorang biarawati Fransiskan pada abad-19 yang mengabdikan dirinya untuk merawat para penderita lepra di Hawaii.
Tapi sambutan paling meriah diberikan ketika Paus mengumumkan santo ketiga, Pedro Calungsod, dari Filipina. Calungsod adalah seorang martir remaja dari abad 17. Dia membantu para biarawan Jesuit menyebarkan agama Katolik kepada penduduk asli di Guam, namun dibunuh oleh penduduk lokal yang menentang niat para misionaris untuk membaptis anak-anak mereka.
Para santo-santa lainnya adalah Jacques Berthieu, seorang biarawan Jesuit yang dibunuh pemberontak di Madagaskar pada abad 19; Giovanni Battista Piamarta, rohaniwan Italia pendiri ordo Keluarga Kudus Nazareth pada abad 19; Carmen Salles y Barangueras, suster asal Spanyol yang mendirikan kongergasi Suster Perawan Tak Bernoda, juga pada abad 19; dan Anna Schaeffer, seorang wanita Jerman pada abad 19 yang terjatuh ke dalam air mendidih dan menjadi contoh bagi orang sakit dan yang menderita.
Tidak mudah untuk menjadi santo-santa dalam tradisi Gereja Katolik. Setidaknya Vatikan harus mendapatkan bukti bahwa orang tersebut menjadi perantara terjadinya “tanda heran”–misalnya kesembuhan dari sebuah penyakit. Satu tanda heran dibutuhkan untuk beatifikasi dan satu tanda heran lagi untuk kanonisasi.
AP | PHILIPUS PARERA