TEMPO.CO , Yogyakarta: Puluhan remaja mengenakan kaus putih dengan berbagai tulisan diam mematung di berbagai sudut dalam pusat perbelanjaan Ambarrukmo Plaza Yogyakarta, Ahad, 21 Oktober 2012.
Para remaja itu semua memakai kaus dengan tulisan berbahasa Jawa terpampang di punggung berbunyi, “Ayo eling lan waspada ngadepi bebaya (Ayo ingat dan waspada menghadapi bahaya/bencana)”.
Aksi itu diikuti oleh tak kurang 70 relawan dari lembaga Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa. Freeze mob dengan cara berlagak seolah menjadi patung selama beberapa saat itu sengaja dilakukan untuk menarik perhatian para pengunjung mall atas pesan yang disampaikan lewat kaus.
Koordinator aksi, Iskandar Darusalam, menuturkan puluhan relawan itu disebar di sejumlah titik di dalam mall yang dianggap strategis menyampaikan pesan waspada bencana. Seperti di pintu masuk wahana permainan Time Zone juga di titik-titik eskalator.
“Aksi ini sebagai kampanye dini peringatan bahaya bencana yang setiap saat bisa terjadi. Terlebih saat ini juga telah memasuki musim penghujan, kewaspadaan itu mesti semakin ditingkatkan meski tak perlu sampai panik,” kata dia.
Kondisi geografis Indonesia termasuk Yogyakarta yang berada di wilayah rawan bencana juga menjadi penggerak kegiatan ini. “Bencana tidak bisa dihentikan, tapi bisa diminimalisasi dampaknya,” kata dia.
Panitia kampanye pengurangan risiko bencana Dompet Dhuafa Amirul Hasan menuturkan kegiatan ini digelar di tiga titik di Yogyakarta. Selain Ambarukmo Plaza, aksi juga dilakukan di kawasan lembah kampus Universitas Gadjah Mada dan di Titik Nol Kilometer.
Pemilihan aksi freeze mob menyesuaikan dengan gaya Yogyakarta yang identik dengan kesenian. Karena itu, pesan yang disampaikan tak terkesan menggurui, tapi menarik dan mudah diingat siapa saja.
Aksi ini juga dilakukan bertepatan dengan akan diselenggarakan konferensi internasional bertajuk The 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR). Pertemuan tingkat menteri Asia untuk membahas resiko kebencanaan di Yogyakata 22 -25 Oktober 2012 yang rencananya dibuka langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa Ban Ki Moon.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Busyro Mengaku Kalah Saleh Dibandingkan dengan Novel
Golkar Keukeuh Gandeng Cawapres Orang Jawa
Tiga Terduga Teroris Poso Dilepaskan
KPK Telusuri Dugaan Korupsi Blok Natuna dan Cepu
Hasil Survei LP3ES: Demokrat Masih Teratas