TEMPO.CO, Jakarta - Penularan HIV AIDS melalui hubungan heteroseksual menjadi penyebab paling besar penularan virus HIV di Indonesia. Sebesar 71 persen penularan terjadi antar hubungan perempuan dan laki-laki yang beresiko.
Salah satu golongan yang beresiko tinggi tertular HIV/AIDS, adalah pekerja seksual baik perempuan, laki-laki, maupun waria. Bahkan menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, 1 dari 5 pekerja seks komersial di Indonesia sudah terinfeksi virus Human Immunodeficiency (HIV). "Seperti itulah kenyataannya memang," ujar Nafsiah Mboi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Rabu 23 Oktober 2012.
Penularan tertinggi lainnya terjadi melalui penggunaan narkotika melalui jarum suntik, sebesar 18,7 persen, hubungan seks lelaki dan lelaki sebesar 3,9 persen. Laporan ini didapat dari laporan dan layanan konseling yang diadakan pada bulan Juni 2012.
Penularan melalui hubungan seksual menyebabkan Indonesia menjadi negara satu-satunya di regional asia tenggara yang memiliki angka prevalensi atau angka kejadian yang meningkat dengan cepat.
"Sejak tahun 2005 sampai bulan juni 2012 terdapat kasus infeksi HIV yang terjadi di Indonesia sebanyak 86.762," ujar Nafsiah. Jumlah kasus tertinggi ada di DKI Jakarta, yaitu 20.775 kasus.
Jumlah kasus HIV diikuti Jawa Timur mencapai 11.282 kasus, Papua 8.611 kasus, Jawa Barat 6.315 kasus, Sumatera Utara 5.629 kasus, Bali 5.393 kasus, Jawa Tengah 4.017 kasus, Kalimantan Barat 3.353 kasus, Sulawesi 2.714 kasus dan Nbanten 2.458 kasus.
Menurut Direktur Eksekutif UNAIDS, Michel Sidibe, di Indonesia memerlukan 3 instrumen penting untuk mengurangi jumlah penularan kasus HIV/AIDS yaitu pendidikan tentang seksual yang memadai, memberikan pengetahuan yang penting khsusunya data bagi pemuda di Indonesia guna mencegah penyebaran HIV AIDS, serta program dan kebijakan hukum yang mendukung pencegahan penularan.
Sidibe mencontohkan, salah satu program pemerintah yang berhasil berlaku di neara lain seperti Thailand dan Pakistan adalah kewajiban penggunaan kondom, bagi golongan yang beresiko tertular HIV/AIDS."Inilah mengapa Thailand dan negara lain dapat menekan penularan HIV/AIDS karena ada instrumen kebijakan pemerintah yang mendukung," ujar Michel Sidibe dalam acara yang sama.
CHETA NILAWATY
