TEMPO.CO, Jakarta - "Perceraian” antara dua konglomerat Grup Bakrie dan Samin Tan di industri batu bara dikabarkan telah resmi sejak keluarga Bakrie menyetujui untuk membayar kompensasi kepada Samin Tan. Pembayaran itu atas investasi Samin Tan senilai US$ 1 miliar dalam saham gabungan di Bumi Plc.
Langkah itu merupakan pukulan terbaru bagi Bumi Plc, yang berambisi menjadi eksportir batu bara terbesar di dunia. Sebab, jika kedua konglomerat itu mundur dalam kisruh Bumi Plc, perusahaan ini bisa kehilangan semua asetnya.
Meskipun perincian kompensasi belum diungkapkan, Direktur Utama PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN) Alexander Ramlie--yang memegang saham Bumi Plc--menyampaikan harapannya agar investasi tersebut segera dibayar.
“Kami yakin akan mendapatkan kembali investasi kami di Bumi Plc,” katanya di Jakarta, Kamis 25 Oktober 2012.
Samin Tan, melalui PT Borneo, menyelamatkan Grup Bakrie secara politis dari keruntuhan Bumi Plc melalui investasi senilai US$ 1 miliar pada Januari 2012 di daftar bursa London.
Akhirnya, setelah ketegangan antara pemegang saham Bumi Plc terjadi selama berbulan-bulan, Grup Bakrie pada awal bulan Oktober mengejutkan dewan pemegang saham Bumi Plc dengan mengajukan proposal senilai US$ 1,38 miliar untuk pisah dari Bumi Plc. Langkah itu disebabkan Grup Bakrie berseteru dengan salah satu pemegang saham asal Inggris, Nat Rothschild.
Rothschild tidak setuju dengan usulan tersebut, kemudian mengundurkan diri dari dewan direksi Bumi Plc dengan harapan Grup Bakrie akan mempertimbangkan kembali keputusannya.
Proposal Bumi Plc akan mengeluarkan keluarga Bakrie dari kerja sama di Bumi Plc dan mengambil kembali aset perusahaan sebagai salah satu eksportir pertambangan terkaya di Indonesia. Bakrie dan Samin Tan memiliki saham gabungan sebesar 47,6 persen di Bumi Plc.
“Pertanyaannya adalah, bagaimana Bakrie akan membayar PT Borneo? Ini hanya akan terjadi apabila ada cerita merger dan akuisisi lainnya di tengah jalan. Karena masyarakat meragukan kemampuan Bakrie untuk mengumpulkan uang yang digunakan untuk membeli kembali Bumi Plc,” kata Jeremy Paul, Kepala Equities Sucorinvest Asset Management.
Ramlie menyampaikan bahwa Grup Bakrie setuju untuk mengkompensasi investasi PT Borneo di Bumi Plc melalui sarana investasi Long Haul Holding Ltd. “Ini adalah perceraian di Bumi Plc,” ujar Ken Allan, Direktur Pemasaran PT Borneo.
Sengketa pemegang saham ini pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran terhadap utang, jatuhnya harga batu bara, saham Bumi Plc, Bumi Resources, serta saham PT Borneo, yang baru saja mengalami kenaikan sebanyak 13 persen pada tahun ini.
REUTERS | FIONA PUTRI HASYIM
Baca juga:
Akibat Bumi, Bakrie dan Samin Tan Bisa Cerai
Samin Tan: Kami Bukan Boneka Bakrie
Utang Bakrie Rp 21,4 triliun dan US$ 5,7 miliar
Tak Punya Uang, Lima Tol Bakrie Terlantar
Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan