TEMPO.CO, Gaza - Israel dan Hamas, faksi Palestina yang mengendalikan Gaza, menyatakan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata tidak resmi setelah saling serang selama beberapa hari. Gencatan senjata itu dinegosiasikan dengan bantuan Mesir, tetapi tidak disebutkan durasi waktunya.
Lima warga Israel terluka sejak serangan roket yang dimulai sejak Senin. Israel membalas dengan serangan udara di Gaza City. Serangan Israel menewaskan sedikitnya empat orang. Sekolah ditutup di kedua sisi perbatasan karena takut serangan akan membahayakan nyawa para siswa.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk melanjutkan "serangan terarah" pada gerilyawan yang meluncurkan roket ke Israel. "Kami tidak meminta eskalasi ini dan tidak memulainya," katanya. "Tapi jika terus, kami siap untuk memulai operasi jauh lebih luas dan tajam."
Pada hari Rabu, lebih dari 70 roket yang diluncurkan ke Israel selatan, melukai lima orang dan dua kritis, menurut militer Israel. Sebagai tanggapan, pesawat dan tank Israel menargetkan arah diluncurkannya roket di Gaza utara.
Kekerasan terjadi saat kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengunjungi daerah itu untuk mencoba untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang macet di Timur Tengah. Dia dijadwalkan bertemu Presiden Israel Shimon Peres dan Netanyahu. Pembicaraannya dengan Menteri Pertahanan Ehud Barak dibatalkan pada hari Rabu.
Baca Juga:
Hari ini ini, ia dijadwalkan bertemu Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad. Hamas, yang menguasai Gaza, bukan bagian dari proses perdamaian.
BBC | TRIP B
Terpopuler:
Pria Brasil Muncul di Hari Pemakamannya
Wasit Beri Kartu Merah kepada 36 Pemain
Emir Qatar Minta Faksi-faksi Palestina Bersatu
Suriah Lanjutkan Gempur Aleppo
Amerika Minta Rusuh Suriah Tak Merembet ke Lebanon