TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan yang berbeda kali ini di bantaran Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur. Ratusan tenda putih berdiri berderet di areal seluas 650 meter persegi.
Pada 26 Oktober-28 Oktober 2012, masyarakat DKI Jakarta akan disuguhi pemandangan tersebut di sepanjang kanal ini dalam rangka Festival Banjir Kanal Timur 2012.
Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Timur, Krisdianto, mengatakan acara ini diselenggarakan untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat akan Banjir Kanal Timur. "Sehingga kanal ini bisa menjadi ikon Jakarta yang dikenal masyarakat luas," katanya.
Ucapan Krisdianto memang bukan tanpa sebab, karena sepanjang pembukaan acara ini pun masyarakat disuguhi oleh limbah busa berwarna putih yang mengambang sepanjang 1 kilometer lebih di Banjir Kanal Timur ini. Limbah busa ini berasal dari buangan rumah tangga seperti sisa cucian atau kegiatan lainnya.
Krisdianto mengatakan, pemerintah kota masih memikirkan cara untuk menanggulangi limbah ini. Saat ini masih dalam penyelidikan dari mana saja asal limbah tersebut. "Kami siap memberikan sanksi jika memang limbah tersebut terbukti mencemari lingkungan," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Banjir Kanal Timur, Monang Ritonga, mengatakan busa tersebut berasal dari 23 saluran pembuangan yang ada di areal sepanjang 23,5 kilometer. "Sejauh ini tidak berbahaya. Limbah tersebut hanya merusak pemandangan," katanya.
Menurut Monang, masih banyak ekosistem sungai, seperti ikan dan eceng gondok, yang hidup. Ia tetap akan mencari solusi agar Banjir Kanal Timur bersih dari limbah.
SYAILENDRA
Terpopuler:
Pria Pembawa Senjata Punya Rompi Loreng
Sebelum ke Istiqlal, Sudirman Nyasar ke Tangerang
Pria Pembawa Senjata Menginap di Istiqlal
Korban Penembakan di Cidodol Mengaku Tak Punya Musuh
Libur Panjang, Tol Cikampek Macet