TEMPO.CO, Beijing - Sebuah kelompok advokasi hak-hak azasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat menyatakan jumlah warga Tibet yang membakar diri terus bertambah. Mereka mencatat, pria keempat telah melakukan bakar diri dalam pekan ini.
Aksi ini dilakukan sebagai protes terhadap kekuasaan Cina. Kampanye Internasional untuk Tibet mengatakan Lhamo Tseten membakar diri pada hari Kamis di depan pangkalan militer dan kantor pemerintah di Amuquhu, kota di wilayah Xiahe, Tibet.
Kantor berita resmi pemerintah, Xinhua News Agency, pada hari Jumat juga memberitakan bakar diri seorang pria Tibet dengan nama yang sama, meskipun rincian yang sedikit berbeda. Xinhua mengatakan Lhamo Tseten adalah warga desa berusia 23 tahun dan dia membakar diri di dekat rumah sakit.
Dalam seminggu terakhir di Xiahe, di provinsi Gansu, seorang penggembala, petani, dan seorang pria berusia 20-an nya telah melakukan hal yang sama di berbagai lokasi. Keempatnya meninggal.
Xiahe adalah rumah bagi Biara Labrang, yang merupakan salah satu biara yang paling penting dari luar Tibet, dan tempat protes para biksu menyusul kekerasan etnis mematikan di Tibet pada tahun 2008.
Puluhan warga etnis Tibet telah membakar diri mereka sendiri sejak Maret 2011 untuk memprotes apa yang dikatakan oleh para aktivis sebagai ketatnya cengkeraman Cina di wilayah mereka. Banyak menyerukan kembalinya Dalai Lama, pemimpin spiritual di pengasingan.
FOX NEWS | TRIP B