TEMPO.CO, Jakarta - Nama Sunario tidak begitu dikenal sebagai seorang pahlawan yang menjadi salah satu tokoh penting tercetusnya manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda pada 1925 dan kongres Sumpah Pemuda 1928.
Masyarakat hanya mengenal Hatta. Pada 2002, yang merupakan satu abad kelahiran Bung Hatta, diperingati secara meriah satu abad melalui pameran foto, penerbitan buku, dan diskusi di berbagai kota di Indonesia. Sunario seakan terlupakan. Padahal, dia juga lahir pada tahun yang sama dengan Hatta dan hanya terpaut beberapa hari (Hatta di Bukittinggi, 12 Agustus, dan Sunario di Madiun, 28 Agustus 1902).
Dikutip dari Laporan Khusus Majalah Tempo edisi 2 November 2008, setelah Indonesia merdeka, Hatta menjadi wakil presiden, sedangkan Sunario menjadi anggota dan kemudian Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat.
Kedua tokoh ini sama-sama pernah menjadi Menteri Luar Negeri. Hatta adalah wakil presiden merangkap menteri luar negeri pada pemerintahan RIS (20 Desember 1949-6 September 1950). Selain menjadi aktivis dan salah seorang pendiri PNI, Sunario menjabat Menteri Luar Negeri semasa kabinet Ali Sastroamidjojo (30 Juli 1953-12 Agustus 1955). Sedangkan Hatta adalah penggagas politik luar negeri bebas aktif.
Pidato terkenalnya adalah “Mendayung di Antara Dua Karang”. Politik luar negeri yang bebas aktif itu dijabarkan Sunario secara konkret. Ketika ia menjadi menteri luar negeri, dilangsungkan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung. Sunario juga menandatangani perjanjian dwikewarganegaraan etnis Cina dengan Chou En Lai--suatu persoalan yang selama beberapa dekade tetap krusial.
Hatta mundur sebagai wakil presiden pada Desember 1956. Pada tahun yang sama, Sunario ditunjuk menjadi duta besar di Inggris, sampai 1961. Setelah itu, Sunario diangkat sebagai guru besar politik dan hukum internasional dan kemudian menjadi Rektor Universitas Diponegoro Semarang (1963-1966).
ALIA FATHIYAH | PDAT| EVAN
Berita Lain:
Edisi Khusus Tempo.co Sumpah Pemuda
Hatta, Motor Perjuangan Pemuda di Belanda
Hatta dan Kata Indonesia
Wawancara A. Simanjuntak, Pengarang Bangun Pemudi Pemuda
Naskah Sumpah Pemuda Tak Orisinal?
Kenapa Sukarno Ubah Sumpah Pemuda?