TEMPO.CO, Chicago - Pelatih tinju legendaris Emanuel Steward meninggal dunia Kamis malam lalu di Chicago, atau Jumat, 26 Oktober waktu Indonesia. Beberapa pekan terakhir, dia dirawat dan dioperasi karena masalah di perut. "Dia terus berjuang, tapi sekarang dia sudah berpulang," ujar saudaranya, Diane Steward-Jones, kepada Detroit Free Press, dua hari lalu.
Publik tinju mengenal Steward, 68 tahun, sebagai salah satu pelatih terbaik sepanjang masa. Dia pernah menangani 43 juara dunia, mulai Thomas Hearns di 1980-an, Lennox Lewis di 1990-an, dan Wladimir Klitschko sejak 2004 sampai sekarang. Selain jadi pelatih permanen, Manny--panggilannya--juga mendampingi sederet mega bintang dalam perebutan sabuk juara seperti Julio Cesar Chavez, Oscar De La Hoya, Naseem Hamed, dan Evander Holyfield.
Anak dari pekerja tambang batu bara ini lahir di Bottom Creek, West Virginia, 7 Juli 1944. Steward tertarik pada adu pukul sejak umur 8, saat mendapat kado sarung tinju. Dia mulai berlatih setelah pindah ke Detroit empat tahun kemudian. Karier amatirnya lumayan mengkilat, 94 menang dan 3 kalah. Prestasi puncaknya adalah merebut medali emas kelas bantam—55 kilogram—di Golden Gloves, turnamen tinju amatir paling bergengsi di Amerika Serikat.
Dia tidak pernah berlaga ring tinju profesional dan menghidupi diri sebagai tukang listrik. Namun, napasnya ada di sasana tinju. Pada 1971, Steward mengambil pekerjaan sampingan sebagai pelatih di Kronk Gym, Detroit—sebuah sasana tinju amatir yang berkembang jadi pencetak jawara. Di sini, mulai 1977, dia melatih Hearns, yang membuat namanya mencuat. Hearns—petinju pertama yang meraih gelar dunia di empat kelas—menghabiskan karier tinjunya di bawah asuhan Steward. "Saya seperti putra yang tidak pernah dia miliki," ujar Hearns, 54 tahun, kepada L.A. Times. Pada Agustus 1980, Steward mendampingi Hearns meraih sabuk juara dunia kelas menengah. Pemikiran dan taktiknya terus membuahkan kemenangan sampai lebih 30 tahun kemudian.
Wladimir Klitschko sedang berlatih untuk menghadapi Mariusz Wach di pertandingan yang akan berlangsung 10 November mendatang di Hamburg, Jerman. Namun, beberapa pekan lalu, sang pelatih minta izin meninggalkan pelatihan mereka di Austria untuk pulang kampung karena sakit. Itu adalah kali terakhir Klitschko melihatnya. "Kami akan menjalankan instruksi yang telah Emanuel tetapkan," ujar petinju 36 tahun itu dalam situs Klitschko Bersaudara.
Di bawah tangan dingin Steward, raksasa dari Ukraina itu menjelma jadi monster di ring tinju kelas berat. Setelah kalah di pertandingan pertama—melawan Lamon Brewster, Juli 2007—Klitschko tidak terkalahkan di 17 laga berikutnya dan meraih juara kelas berat versi WBA, IBF, WBO, IBO, dan Ring Magazine. "Dia telah menemani saya dalam pertarungan-pertarungan sulit," kata petinju berjulukan Dr. Steelhammer itu. "Sayang saya tidak dapat mendampinginya dalam pertarungan sulitnya melawan penyakit."
"Kunci melatih itu sederhana," kata Steward kepada harian The Commercial Appeal of Memphis, 2007. Dia memberikan masing-masing petinjunya gerakan yang berbeda, sesuai bentuk tubuhnya. "Tidak ada satu pun petinju saya yang memiliki gaya tarung yang sama."
Steward tipe pelatih yang berusaha kenal sedekat mungkin dengan petinjunya. Pria yang murah senyum ini sering tiba-tiba nongol di rumah anak asuhnya. Jika mereka tidak punya rumah, boleh tinggal di sasana tinjunya di Kronk, Detroit. "Saya akan merindukan saat-saat bisa ngobrol dengannya," ujar Klitschko.
Pekerjaan Steward di luar sasana tinju tidak lepas jauh dari ring tinju, yaitu sebagai komentator pertandingan. Kolumnis olahraga Yahoo!, Kevin Iole, mengatakan Steward selalu menularkan gairah di pertandingan pada penonton. Komentarnya yang paling dikenang adalah pada pertandingan Arturo Gatti melawan Micky Ward pada 18 Mei 2002. Setelah serangkaian adu pukul di ronde 9—Gatti sempat jatuh terkena setelah hook Ward bersarang di rusuk kanannya—Steward berteriak, "This should be the Round of the Century." Pendapat yang diamini banyak pecinta tinju.
Reza Maulana