TEMPO.CO, Jakarta - Kemala, 31 tahun, sebut saja demikian. Wanita warga Grogol itu baru saja melahirkan bayi perempuan dua pekan lalu di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Bedanya, ia tak boleh memberikan ASI kepada bayinya. Soalnya, dia positif mengidap HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquaired Immuno Deficiency Syndrome). Di satu pihak, air susu ibu merupakan perantara yang baik bagi virus untuk menular ke anaknya.
Dia diketahui mengidap HIV/AIDS pada awal masa kehamilan saat memeriksakan diri ke Puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. "Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri di sini memang otomatis diperiksa HIV/AIDS," kata dokter Silvia, Kepala Puskesmas Tambora, saat ditemui Tempo, Senin, 29 Oktober 2012.
Selain Kemala, ada satu wanita pengidap HIV/AIDS yang melahirkan dua bulan lalu. Dia merupakan warga Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Kondisinya yang terjangkit HIV/AIDS juga diketahui setelah memeriksakan diri ke Puskesmas Tambora. Keduanya kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan untuk mendapat pengobatan selama kehamilan agar virus tak menular kepada janin. Mereka pun harus melahirkan dengan operasi caesar untuk memperkecil kemungkinan penularan virus.
Sampai saat ini kedua bayi yang terlahir dari ibu penderita HIV/AIDS itu belum diketahui tertular virus dari ibunya. Pasalnya, pemeriksaan HIV/AIDS baru bisa dilakukan setelah bayi berusia lebih dari dua bulan. "Tetapi sekarang sudah diberi obat pencegahan dengan ARV Prophylax," tutur Silvia. Setelah cukup umur, barulah tes viral load dilakukan terhadap bayi. Jika hasilnya positif, bayi akan diberi ARV (antiretroviral) seumur hidup.
Hasil tes viral load yang negatif pun bukan berarti anak bebas HIV. Tes harus diulang tiga bulan kemudian karena virus HIV mudah menular dari ibu ke anak.
Kedua ibu tersebut diduga tertular HIV/AIDS dari suami mereka yang juga terbukti positif mengidap virus tersebut. Suami Kemala merupakan pasien terapi methadone, yakni rehabilitasi dari ketergantungan narkoba. Sebelumnya Kemala telah memiliki empat anak, tapi anak kedua dan ketiganya sudah meninggal karena diare dan sakit paru-paru. "Ada indikasi kedua anaknya itu juga terkena HIV/AIDS. Biasanya mereka lebih rentan kena penyakit paru-paru dan diare," kata Silvia.
ANGGRITA DESYANI
Berita Terpopuler
EDISI KHUSUS: Sumpah Pemuda
Ibu Kandung Terduga Teroris Palmerah Misterius
Hasil Psikotes, Ternyata Sudirman Hanya Stres
Kanal Banjir Timur Bakal Dijadikan Ikon Jakarta
Jokowi Didesak Buat Standar Layanan Transjakarta
Polisi Geladah Warnet Terduga Teroris di Bogor